Golkar diminta kompromi dulu sebelum gelar Munas IX di Bali

LENSAINDONESIA.COM: Partai Golkar disarankan untuk kompromi dalam pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) IX mendatang. Jika tidak, hal tersebut akan membawa dampak buruk kepada partai.

Demikian disampaikan oleh Hajriyanto Y Thohari dalam bincang bincang dengan wartawan di Press Room DPR RI, Jakarta, Kamis (27/11/2014). “Lebih baik kompromi sebelum pelaksanaan Munas, biar lebih baik. Kalau komprominya sesudah itu nanti akan sulit,” ujarnya

Baca juga: Nurul Arifin: Kami tak ingin ada Golkar Perjuangan (seperti PDIP) dan Ini 8 "dosa" Ical kenapa dilawan tokoh muda Golkar

Bahkan jika tidak terjadi kompromi, dirinya akan berencana mundur dari kedua jabatan fungsionaris DPP Golkar dan Presidium. Pasalnya, ketidaksesuaian langkah dalam menghadapi Munas IX Golkar memicu pembentukan Presidium Penyelamat Partai Golkar pada rapat pleno. “Lebih baik saya mundur dari keduanya,” jelas Hajriyanto Y Thohari.

Dirinya kembali menyarankan agar kedua belah pihak untuk sama-sama mengalah, demi masa depan Golkar. Hajriyanto Y Thohari pun menegaskan akan tetap maju sebagai calon ketua umum partai Golkar. “Saya tetap maju,” tegasnya.

Diketahui, Presidium merencanakan Munas IX Golkar dilaksanakan pada Januari 2015 dengan dalih agar persiapannya lebih matang. Di sisi lain, DPP Partai Golkar yang dipimpin Aburizal Bakrie menginginkan Munas IX Golkar digelar lebih cepat, yakni pada 30 November-3 Desember 2014. Percepatan Munas IX Golkar telah diputuskan dalam Rapimnas VII Partai Golkar di Yogyakarta.

Alasannya, dibutuhkan konsolidasi Koalisi Merah Putih, pembahasan Perppu Pilkada, penyusunan RAPBN 2015, dan bagi hasil pusat dan daerah.

Namun, alasan percepatan itu telah ditolak mentah-mentah sejumlah DPD. Dalam rapat-rapat para calon ketua umum Golkar, diluar Aburizal Bakrie, di sela-sela Rapimnas VII, telah muncul ide pembentukan Presidium Penyelamat Partai Golkar. @yuanto