Presiden Jokowi tanya TNI kenapa pengamanan laut Indonesia lemah

LENSAINDONESIA.COM: Presiden Joko Widodo memberi kesempatan para Pangdam (Panglima Komando Daerah Militer) dan Perwira Tinggi TNI lainnya untuk menyampaikan uneg-unegnya saat menggelar silaturahmi di Istana Bogor, Jumat (28/11/14). Presiden menampung masukan langsung terkait alat utama sistem persenjataan (alutsista), terutama yang berhubungan dengan pengamana laut di Indonesia.

Jokowi dengan semangat ingin mengembalikan kejayaan laut Indonesia, ia juga menanyakan kepada para perwira tinggi itu soal hambatan TNI untuk meningkatkan pengamanan laut Indonesia dari penjarahan ikan kapal-kapal asing.

Baca juga: Nah, ini yang bikin Jokowi dan Ahok harus dibenci dan IPI kaget terobosan Menteri Susi sarankan Indonesia keluar Forum G20

“Kondisi alutsista kita seperti apa, keadaannya seperti apa, bagaimana kondisi BBM (bahan bakar minyak), kenapa enggak bisa mengejar illegal fishing, juga mungkin yang lain, illegal logging. Persoalan dasarnya apa, semua sudah disampaikan,” kata Jokowi kepada wartawan seusai pertemuan di Istana Bogor, Jumat (28/11/2014).

Masih lemahnya pengamanan laut Indonesia dari kegiatan illegal fishing itu, Jokowi yang dalam pertemuan itu didampingi Wapres Jusuf Kalla, kepada wartawan tidak menyebutkan secara secara rinci hal-hal yang menjadi problem mendasar.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang memimpin para Pati dalam pertemuan dengan Presiden itu, memang mengakui bahwa kesulitan TNI AL melakukan pengawasan terhadap aksi illegal fishing, akibat terbatasnya anggaran operasi kapal-kapal patroli. Bahkan, panglima juga mengungkapkan utang TNI kepada Pertamina untuk operasi itu.

Panglima saat memberikan penjelasan kepada wartawan di Istana Negara, Senin (17/11/14), mengungkapan utang ke Pertamina terakhir mencapai sekitar Rp 6 triliun. “Enggak tahu mau diputihkan atau bagaimana,” kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko sebagaimana dilansir kompas.com.

Diakui Moeldoko, kapal laut yang dimiliki TNI AL saat ini berjumlah 64 unit. Jenis kapal terdiri kapal korvet, kapal frigate, kapal patroli, kapal selam, kapal hidrografi, dan kapal penyapu ranjau.

Kondisinya sekarang diakui Moeldoko, sangat tidak seimbang jika dibanding kecanggihan teknologi Alutsista TNI AL. “Ini kapal nelayan kecil lawan kapal perang. Jangan sampai nyamuk digebuk pakai meriam,” canda Moeldoko.

Kapal-kapal milik TNI AL yang tergolong canggih itu, faktanya tidak dapat leluasa dimanfaatkan akibat tidak tersedianya BBM. “Mengerahkan kapal itu urusannya, waduh, bisa ribuan ton itu BBM,” kata Moeldoko.

Soal kebutuhan BBM itu, diakui Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Marsetio, jumlah ideal bagi kapal patroli TNI AL yang sia operasi 60 sampai 70 kapal bisa sampai 5,6 juta kiloliter per tahun. “Saat ini, BBM yang ada 13 persen. Sehari hanya 7-15 kapal,” ungkapnya. @licom_13