LENSAINDONESIA.COM: Cucu mantan Presiden Soekarno, Puan Maharani mengatakan masih ada upaya desukarnoisasi hingga saat ini.
Ia pun prihatin karena masih ada yang mencampuradukkan sosok Soekarno atau Bung Karno sebagai pemikir dan penggali ideologi bangsa dengan kapasitasnya sebagai tokoh politik.
Baca juga: Cucu Bung Karno minta 1 Juni 1945 ditetapkan Hari Lahir Pancasila dan Presiden Jokowi hadiri Grebeg Pancasila di Blitar
“Kami cukup prihatin karena upaya desukarnoisasi. Oleh Orba, posisi BK dicampuradukkan sebagai pemikir dan penggali ideologi bagnsa dengan kapasitasnya sebagai tokoh politik,” katanya dalam peringatan pidato Bung Karno 1 Juni 1945, di Alun-alun Kota Blitar, Senin (1/6/2015).
“Seharusnya proses politik tidak boleh mendistorsi apalagi memanipulasi sejarah,” tegasnya.
Ia mengatakan sebagai seorang pemikir dan penggali ideologi bangsa yang mengaktualisasikan pemikirannya dalam BPUPKI, maka sejak itulah Bung Karno bukanlah milik keluarga, golongan maupun rezim tertentu. “Tapi milik bangsa Indonesia karena beliau adalah Bapak Bangsa Indonesia,” kata Puan.
Oleh karena itu, Puan mengingatkan adanya kewajiban moral dan ideologis untuk jaga kehormatan, memelihara dan melaksanakan nilai-nilai Pancasila secara bersama-sama.
Puan juga mengucapkan terima kasih pada pimpinan MPR yang mau meneruskan program peninggalan Alm. Taufik Kiemas,yaitu sosialisasi empat pilar berbangsa. Yang terdiri dari Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD RI 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara yang final dan Bhinneka Tunggal Ika, sebagai semboyan dan sistem bangsa Indonesia.
Taufik Kiemas sendiri meninggal pada 8 Juni 2015 lalu usai menghadiri peringatan hari Pancasila di Ende, NTT. @sita
1 comments:
izin nyimak saja ya sob :)
http://goo.gl/LHglEu
Post a Comment