LENSAINDONESIA.COM: Akibat cuaca ekstrim dan bencana banjir yang menimpa beberapa wilayah di Jawa Tengah, menyebabkan ribuan hektar sawah tergenang air. Akibatnya, petani dipastikan gagal panen.
Menurut Witono, Kepala Bulog Divre Jateng, kondisi ini jelas akan mempengaruhi tingkat produksi beras Provinsi Jawa Tengah, utamanya pasokan ke Bulog.
“Serapan gabah petani menurun. Selain banyak yang gagal panen, petani juga tak bisa menjemur gabah,” terangnya di Semarang, Selasa (28/01/2014)
Saat ini lanjut Witono, stok beras di Jateng yang diserap oleh Bulog baru mencapai 331.000 ton. “Padahal stok tersebut hanya cukup untuk 8,7 bulan kedepan atau pertengahan September 2014,” tuturnya.
Dirinya mengatakan, Januari 2014, Bulog Jateng hanya bisa menyerap beras dari Karesidenan Pati sebanyak 30 ton dan Pekalongan 20 ton saja.
“Untuk itu kami berharap, daerah penghasil padi yang mengalami puso, segera mendapatkan bantuan bibit dari pemerintah setempat,” pesannya.
Sementara itu, untuk antisipasi cuaca ekstrim, Bulog Jateng akan memfasilitasi petani dalam menjemur gabah dan mengolah hasil panen di unit Pengolahan Gabah dan Beras (UPGB).
“Dikhawatirkan petani tidak segera menjemur gabah, tapi disimpan di teras rumah. Akibatnya akan terjadi pengasaman dan beras menjadi kuning. Padahal kadar air gabah yang disyaratkan oleh Bulog adalah 14 persen,“ lanjutnya
Dalam sehari, UPGB mampu melakukan dua kali penegringan gabah, dengan total produksi 16 ton. Sekali produksi membutuhkan waktu 8-10 jam untuk 8 ton.
Di Jateng, Bulog memiliki 22 unit UPGB, di 19 tempat yang tersebar di wilayah Purwodadi, Demak, Pati, Pekalongan dan Solo. Untuk Pekalongan dan Demak masing-masing memiliki dua unit.@nur
0 comments:
Post a Comment