Sunday, March 2, 2014

Ini rahasia Bandar Narkoba di Indonesia kenapa tidak takut mati

Ini rahasia Bandar Narkoba di Indonesia kenapa tidak takut mati




LENSAINDONESIA.COM: Bandar Narkoba ketahuan belangnya. Direktur Peran Serta Masyarakat (PERTAMAS) BNN, Brigjen Pol. Drs. Siswandi membeberkan kenapa bandar Narkoba tidak kunjung jera, bahkan juga tidak takut mati, meski pernah dijebloskan ke penjara.


Menurut Direktur PERTAMAS, Brigjen Pol Drs. Siswandi, bahwa bandar Narkoba itu memang tidak takut mati. Mereka hanya satu yang ditakuti, yaitu masyarakat tidak ada lagi yang mau membeli Narkoba. Makanya, mereka selalu

memelihara para pemakai Narkoba.


Baca juga: BNN berhasil ringkus sindikat narkoba jaringan Malaysia-Aceh dan BNN bongkar sindikat internasional pemasok narkotika asal Pakistan


“Kita sudah minta kepada pihak Walikota untuk membuat Posko pendaftaran bagi para pengguna Narkoba. Bagi warga yang pecandu, jangan takut mendaftar karena tidak akan dipidana,” kata Siswandi usai membentuk pengurus FOKAN (Forum Organisasi Kemasyarakatan Anti Narkoba) dan meninjau Posko Anti Narkoba di Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (2/3/14).


Jika Pemerintah masih sanggup, menurut Siswandi, akan diberikan rehab gratis. Selain itu, masyarakat juga jangan menganggap aib para pecandu. “Justru harus membantu menyelamatkan mereka secepatnya,” kata jenderal politi bintang satu ini. Tentunya, setelah Jakarta juga akan merambah ke kota-kota besar lain.


Sosialisasi agar masyarakat membantu penyembuhan pecandu Narkoba, BNN menyelenggarakan “Lomba Kampung Bebas Narkoba” di wilayah jakarta. Kali ini, lomba masih untuk wilayah Jakarta Timur diikuti 27 kelurahan, karena menggunakan anggaran 2013.


Tahun 2014, untuk menekan bandar Narkoba di wilayah Jakarta, maka diwajibkan 267 Kelurahan se Jakarta ikut “Lomba Kampung Bersih Narkoba”. Anggarannya disediakan dari kementerian.


BNN membentuk pengurus Forum Organisasi Kemasyarakaran Anti Narkoba (FOKAN) tingkat Kecamatan. Kali ini, di wilayah Cakung, dan membagikan 2800 rompi anti Narkoba kepada para tukang ojek, dialog interaktif, serta peresmian posko anti narkoba,” ujarnya.


Program ini diakui Siswandi, merupakan bentuk keseriusan BNN bekerjasama dengan pihak Pemerintah Kota dan warga untuk memberantas peredaran Narkoba sampai ke akar-akarnya di Jakarta.


BNN juga salut terhadap warga yang rela jadi relawan perang terhadap Narkoba. Sehingga, dapat dilantik pengurus FOKAN tingkat Kecamatan Cakung. Warga itu yang siap jadi relawan itu bernama Sarwono Rupoko sebagai Ketua, Sigit Arianto Wibowo (Sekretaris); Saliya Alyani (Bendahara); Turidi (Seksi bidang Pemberantasan); Djaja Sukmaja, S.Sos (seksi bidang pencegahan), Maskur (Seksi Bidang Sosialisasi), Nina Hasanah (Humas).


Secara terpisah, LICOM konfirmasi pada narasumber yang mantan Napi Narkoba dan pernah terlibat jual beli Narkoba, membenarkan bahwa bandar Narkoba tidak kapok dan tidak takut mati, karena faktor pasar pembelinya masih subur.


Tapi, dia juga menambahkan, selain itu ada beberapa hal yang tidak kalah penting untuk diwaspadai BNN. Yaitu, masih adanya peluang bermain dengan oknum-oknum nakal. “Jika tertangkap, jeratan hukuman pidananya ada yang bisa dimainkan dengan oknum-oknum (nakal) dari mulai tingkat penyidikan di kepolisian, jaksa penuntut di kejaksaan, sampai tingkat hakim yang memvonis hukuman di pengadilan,” ungkap narasumber yang tidak ingin disebutkan namanya. Itu pun saat di LP juga masih bisa bermain dengan oknum-oknum nakal LP. @winarko/agus


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment