Saturday, April 5, 2014

Kakak Satinah: Saya tak nyangka Presiden mau ngurusi nasib Satinah

Kakak Satinah: Saya tak nyangka Presiden mau ngurusi nasib Satinah




LENSAINDONESIA.COM: Keluarga Satinah, mengadakan syukuran kecil-kecilan sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Tuhan, karena Satinah diberi ampunan bebas dari hukuman mati di negeri “1001 Malam” Arab Saudi.


“Rasa syukur itu diwujudkan selametan kecil-kecilan. Ya sederhana saja, pakai ikan laut dan urap,” kata Paeri (64), kakak kandung Satinah ketika ditemui LICOM di rumahnya, Dusun Mruten Wetan RT02 RW03, Desa Kalisidi, Kecamatan ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Sabtu (5/4/14).


Baca juga: Ini lika-liku Satinah lolos hukuman mati; Terima kasih Pak SBY ! dan Gerindra dorong penyediaan lapangan kerja untuk solusi problem TKI


Ditemui LICOM di rumahnya yang sederhana, Paeri didampingi isterinya, Sulastri. Keduanya selama bincang-bincang dengan LICOM, terlihat bersahaja. Tentu, ini berbeda dengan situasi sebelum mendengar kabar Satinah terselamatkan dari hukuman pancung.


Paeri mengakui dirinya dan keluarga Satinah, terutama Nur Aprian (20), anak satu-satunya Satinah benar-benar merasa lega. Prasaan sedih berbulan-bulan, bahkan hari-hari menjelang dijatuhi hukuman mati 3 April lalu, kini sirna. Paeri sendirilah di antara pihak keluarga yang dengar pertama kali kabar Satinah urung dihukum pancung.


“Tahu saya dimedia-media itu, Mas. Saya pertama tahu ketika melihat di teve ada tulisan Satinah bebas dari hukuman mati, bahwa uang sudah disiapkan ke ahli waris korban. Mudah-mudahan berita itu nyata, yang kami dengar itu,” ungkap Paeri, lagi.


Paeri mengatakan, dirinya dan kelaurga besarnya merasa sangat berterima kasih pada Presiden SBY. Menurutnya, dia dan keluarganya tidak menyangka presiden mau turun tangan mengurusi nasib adiknya dari hukuman mati.


“Saya tak nyangka Presiden mau ngurusi nasib Satinah,” kata Paeri sembari memandang langit-langit atap rumahnya.


Sebelumnya, kata Paeri, dia dan keluarganya nyaris putus asa setelah tahu tebusan nyawa Satinah harus bayar diat pada ahli waris majikan Satinah sebesar 7 juta rial atau Rp21 miliar.


“Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Presiden. Saya dengar Bapak Presiden menyurati tiga kali untuk memperjuangkan nasib adik saya. Alhamdulillah, terakhir berhasil. Sekarang, kami masih menunggu kabar dari Kemenlu. Intinya, pihak keluarga mengucapkan terima kasih kepada Bapak SBY, sehingga Allah memberi panjang umur,” kata Paeri berulang kali.


Dia mengakui, sampai saat ini, pihak keluarganya masih sulit melakukan komunikasi dengan Satinah setelah ada kabar bebas dari hukuman mati.


“Belum ada komunikasi. Saya dengan Satinah sudah ingin cepat-cepat pulang,” kata Paeri, kali ini ekspresinya rada murung. @yuwana irianto


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment