Friday, May 23, 2014

Ikut “Konvensi Capres Demokrat” tak lebih baik dari “Indonesia Idol”

Ikut “Konvensi Capres Demokrat” tak lebih baik dari “Indonesia Idol”




LENSAINDONESIA.COM: Peserta Capres Konvensi Partai Demokrat (PD) Irman Gusman akhirnya angkat bicara terkait program konvensi capres yang terkesan tidak lebih baik dari program audisi “Indonesia Idol” di RCTI yang berakhir sangat demokratis –pemenang dipilih SMS publik– dan memuaskan jutaan rakyat Indonesia sebagai pemirsanya. Pasalnya, program “Indonesia Idol” yang tadi malam disupport Capres Prabowo dan mantan Cawapres Hanura Hary Tanoe (HT) tidak berakhir “pepesan kosong”.


Sebaliknya, konvensi capres Partai Demokrat, tak satu pun peserta termasuk pemenangnya ada yang maju sebagai Capres maupun Cawapres dalam Pilpres 9 Juli mendatang. Mirip “pepesan kosong”.


Baca juga: Pemenang konvensi Demokrat, Dahlan Iskan belum tentu capres dan Dahlan Iskan diprediksi jadi pemenang Konvensi Capres Demokrat


Irman Gusman berpandangan bisa jadi partai lain ogah-ogahan diajak koalisi Demokrat, akibatnya partai berlambang Mercy ini tak punya teman menghadapi Pilpres.


“Jadi saya bisa maklum. Terlebih lagi Demokrat tidak memenuhi parlementary treshold,” kata politisi pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) DPR RI, dalam lawatannya bersama wartawan

di Bukit Tinggi, Sumatera, kemarin.


Irman kembali menegaskan, “Saya tidak peduli siapa pun peserta konvensi yang diusung. Karena yang terpenting adalah hasil dari konvensi mengusung salah satu peserta jadi capres atau cawapres,” tandas Irman menyiratkan kecewa.


Keberadaan konvensi capres Partai Demokrat, sebagaimana dialami Irman, awalnya secara publik diterima cukup antusias. Konvensi sebagai mode itu sangat baik, bahkan dirinya maupun peserta lain keliling Indonesia dan menyiapkan diri sekitar delapan bulan.

Tentunya, ini bukan pekerjaan ringan selain menjadi pengalaman sangat berharga.


“Kalau diadakan konvensi seharusnya berujung pada calon presiden dan wakil calon presiden. Walau pun hasilnya di ujung konvensi tidak memuaskan, tapi ini bisa jadi pembelajaran demokrasi,” sindir Irman.


Lantas, Irman melontarkan kritik terhadap penyelenggaraan konvensi. Menurutnya, perlu banyak perbaikan. Pertama, waktunya terlalu pendek, kemudian juga seharusnya ada eliminasi.


Lalu penunjukkan terhadap survei itu harus lebih transparan. Pertanyaan yang diajukan pun harus terbuka. Hasilnya juga harus terbuka dan lainnya. Itu merupakan catatan-catatan yang harus diperbaiki ke depan.


“Konvensi saat ini memang belum baik, karena ini merupakan eksperimen baru karena telah mengundang peserta non kader. Memang kecewa karena tidak menghasilkan salah satu peserta

konvensi untuk capres atau cawapres. Seharusnya ada capres atau cawapres yang diusung, minimal ada upaya,” pungkasnya. @endang


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment