Sunday, September 28, 2014

Gubernur Jatim ingatkan sapi impor beredar ke pasaran

Gubernur Jatim ingatkan sapi impor beredar ke pasaran




LENSAINDONESIA.COM: Keberadaan sapi-sapi impor akan dipotong di sejumlah RPH Jawa Timur, diakui Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.


Sapi impor itu asal Australia, didatangkan lewat Lampung, kemudian ke Jatim. “Lampung itu kan tempat penggemukan sapi impor dari Australia. Sapi disitu besar-besar sekali, kw satunya (daging kualitas terbaik) dibawa kesini untuk hotel dan rumah makan. Kita belum bisa menyediakan kw satu,” ujar Soekarwo, Minggu (28/9/14).


Baca juga: Gubernur Jatim siap lepas jabatan partai saat RUU Pemda disahkan dan Program rutin Gubernur Jatim diprotes anggota DPRD


Peredaran apa dijamin hanya untuk memenuhi hotel dan restoran? Pakde Karwo –biasa disapa– mengakui, rembesan stok daging sapi impor ke pasaran sangat mungkin terjadi.


“Pasti dikit-dikit ada rembesan. Tapi prinsip dasarnya kebutuhan hotel kan kita daftar. Kita (Jatim) belum bisa memenuhi daging yang kw satu itu. Kalau sapi limousin kan dagingnya empuk,” terang dia.


Pihaknya mengelak sapi lokal berkurangan, karena khusus untuk dikonsumsi di Jatim. Karena sapi lokal, tersedia tahun 2014 ini sekitar 3,9 juta ekor hewan kurban.


“Ga ada, sapi kita tahun ini masih 3,9 juta, masih cukup. Kita tetap ga mau impor daging, karena jelas akan berpengaruh supply naik, tapi demand tetap, harga pasti jatuh,” imbuh dia.


Sebelumnya diberitakan, pedagang sapi di Jatim mengeluh kekurangan stok sapi lokal yang siap dipotong saat Hari Raya Kurban. Karenanya, banyak pedagang terpaksa memotong sapi impor, karena minimnya stok sapi lokal.


“Para jagal banyak yang menyembelih sapi impor dan sapi dari Bali. Saat ini, daging impor banyak dijual di pasar tradisional,” ungkap Muthowif, Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Sapi Segar (PPSDS) Jatim ditemui Licom, Senin (22/9/2014).


Sejumlah wilayah di Jatim yang banyak menjual daging sapi impor, antara lain, Surabaya, Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Probolinggo, Malang, Blitar dan Kediri. “Di RPH (rumah potong hewan) Pegirian Surabaya hampir 60 persen sapi Bali yang dipotong dan sisanya sapi impor,” ujarnya.


ia menjelaskannya, rata-rata sapi impor yang dipotong di PD RPH Surabaya lebih 10 ekor. Di RPH Pegirian memotong sapi impor 10 ekor ditambah sapi Bali. Sementara di RPH Kedurus hanya memotong sapi impor sebanyak 15 ekor setiap harinya.


“Kami bingung kenapa ini dibiarkan Pemprov (Jatim). Kalau memang stok sapi siap potong lokal mencukupi, para pedagang tidak mungkin memotong sapi impor,” tambahnya.


Apalagi, sapi impor kan lemaknya banyak, dalam satu ekor sapi bisa menghasilkan lemak 25 sampai 30 kilogram. “Kondisi ini jelas beda jika dibanding dengan sapi lokal,” tukas Muthowif.@sarifa


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment