Monday, September 29, 2014

TNI-Polri ajak warga gotong-royong tutup bumi terbelah di Ponorogo

TNI-Polri ajak warga gotong-royong tutup bumi terbelah di Ponorogo




LENSAINDONESIA.COM: Sejumlah anggota TNI AD dari Komando Rayon Militer (Koramil) Sawoo, anggota Polsek bergotong-royong bersama warga menutup lubang bumi (tanah) yang terbelah Dusun Kleco, Desa/Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo dengan menggunakan peralatan seadanya, Senin (29/09/2014).


Penutupan retakan tanah yang kini panjangnya mencapai 500 meter tersebut dilakukan di bukit Tumpak Watu. Lokasi paling atas ini ditutup terlebih dahulu untuk mengantisipasi datangnya hujan.


Baca juga: Bumi terbelah di Ponorogo mulai longsor, warga belum mengungsi dan Bumi terbelah di Ponorogo, tim Dinas ESDM Jatim tinjau lokasi


“Ini dalam rangka turut antisipasi. Kami semua, anggota TNI, anggota Polsek, pegawai kecamatan dan warga berupaya mengurangi rekahan tanah. Maksudnya, agar saat hujan nanti air tidak mengalir terlalu drastis atau terlalu deras ke dalam rekahan. Kalau sudah demikian harapannya tidak terjadi longsor yang besar. Resiko bisa ditekan,” jelas Danramil Sawoo Kapten (Czi) Sutrisno kepada lensaindonesia.com


Para tentara ini merupakan gabungan dan empat Koramil di wilayah eks-Pembantu Bupati Arjowinangun. Yaitu Koramil Sawoo, Koramil Sambit, Koramil Mlarak dan Koramil Jetis. Kapten (Czi) Sutrisno mengatakan, penutupan rekahan yang dimulai Senin (29/9) ini tidak dibatasi

waktunya.


Selama masih ada retakan dan tanah yang berpotensi longsor maka akan dilakukan penutupan bersama warga. “Tidak ada target waktu. Pokoknya sampai selesai,” ungkapnya.


Selain menutup rekahan, para tentara, polisi dan warga juga mencongkel batu-batu besar dari atas bukit. Ini untuk mengurangi material berbahaya yang mungkin berguguran bila terjadi longsor.


Sementara itu, Kasi Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Kabupaten Ponorogo Setyo Budiono menyatakan, saat ini status Bukit Tumpak Watu masih waspada. Penutupan rekahan tidak serta merta menurunkan status tersebut. Hanya saja, dengan penutupan rekahan maka resiko bisa ditekan.


“Setidaknya bisa mengurangi pergerakan tanah yang terjadi, terutama saat hujan. Kan musim hujan sebentar lagi datang,” ungkap Budi.


Dikatakannya, penutupan rekahan tersebut sebagai bagian dari mitigasi bencana. Warga turut dalam pencegahan bencana dan mengetahui kondisi terkini saat ini sehingga tahu apa yang harus dilakukan dengan kondisi tersebut.


Seperti diberitakan sebelunya, retakan tanah di Dusun Kleco, Desa/Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo ini terjadi sekitar dua pekan lalu. Tanah di dusun ini retak sepanjang sekitar 500 meter dengan lebar 1 meter. Sementara kedalaman retakan ada yang mencapai 10 meter. Tanah di Dusun Kleco ini retak dari atas bukit hingga ke pemukiman warga.@arso


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment