LENSAINDONESIA.COM: Suara terompet mirip `Sangkakala sebagai pertanda akhir jaman menghebohkan warga Benua Amerika, Eropa dan Australia. Suara `terompet Sangkakala` itu sejauh ini dilaporkan telah terdengar di Kanada, Amerika Serikat, Australia, Jerman, Ukraina dan Belarusia. Suara itu terdengar begitu jelas sehingga membuat merinding bulu kuduk siapapun yang mendengarnya.
Sejumlah ilmuwan sudah melakukan penelitian terhadap fenomena alam ini, tak terkecuali Indonesia. Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) sudah mendengar soal isu suara aneh ini dan menyatakan suara terompet mirip Sangkakala itu bukan dari luar bumi.
Baca juga: Heboh tiupan terompet mirip Sangkakala melanda dunia dan Hotel anti kiamat penampung manusia digagas arsitek Rusia
“Belum tahu juga saya apakah itu asalnya dari bencana alam di Bumi atau lainnya, yang jelas bukan dari luar Bumi,” terang Kepala LAPAN, Prof Thomas Djamaluddin.
Namun sebagian ilmuwan percaya bahwa suara terompet itu hanyalah dengungan yang dikenal dengan istilah `The Hum`. alias Dengungan Misterius Bumi.
Dengungan ini adalah suara berfrekuensi rendah yang dapat terdengar oleh sebagian orang di sebagian wilayah bumi ini. Frekuensi suara ini hanya berkisar sekitar 10 hertz, jauh di bawah batas minimal frekuensi pendengaran manusia, yaitu 20 hertz. Di sebagian wilayah, suara ini bisa terdengar lebih keras dibanding tempat lain.
Para ilmuwan di Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) percaya suara terompet yang disebut-sebut sebagai tiupan Sangkakala edisi pertama (ada tiga kali menurut Islam) itu berasal dari `kebisingan latar belakang` bumi. “Jika manusia memiliki antena radio, bukantelinga, maka akan mendengar sebuah simfoni luar biasa dari suara-suara aneh yang datang dari planet kita sendiri,” terang juru bicara NASA, seperti dikutip Tech Times.
NASA juga mengatakan suara tersebut bisa dibandingkan dengan musik latar yang biasanya dapat didengar di film fiksi ilmiah. Namun, para pakar menekankan bahwa suara yang datang dari bumi bukan fiksi ilmiah. “Emisi radio alami dari planet bumi seperti ini sangat banyak dan lumrah terjadi,” sambung Jubir NASA. @andiono
0 comments:
Post a Comment