LENSAINDONESIA.COM: Calon presiden (capres) yang berasal dari kalangan militer diprediksi masih akan menjadi idola masyarakat Indonesia pada Pilpres 2014. Layaknya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden RI yang juga berasal dari militer, capres Prabowo Subianto nantinya berpeluang mendapat suara besar pada 9 Juli nanti.
Pengamat Politik dari Universitas Jember, Maulana Surya Kusuma mengatakan, karenanya pemilih SBY pada Pemilu 2009 akan lebih condong memilih Prabowo saat pelaksanaan Pilpres pada 9 Juli medatang. Sebab masih ada konstruksi alam pikir masyarakat yang lebih menguntungkan kandidat dari militer.
Baca juga: Agenda padat, Prabowo sempatkan ziarah ke makam ayahnya dan Kapolri segera lakukan evaluasi pengamanan Pilpres 2014
“Orang itu memilih dengan melihat ‘chemistry’ (ikatan batin). Saya lihat ‘chemistry’ pemilih SBY lebih nyambung dengan Prabowo,” ujarnya kepada lensaindonesia.com, Selasa (21/05/2014).
Dia menjelaskan, ada beberapa hal yang melandasi analisis ini. Pertama, kesamaan latar belakang SBY dan Prabowo, yakni militer. “Dalam konstruksi alam pikir masyarakat kita, Indonesia adalah negara kekuasaan yang harus dipimpin orang yang powerfull. Orang kuat ini selalu dikaitkan dengan militer,” paparnya.
Konstruksi alam berpikir ini, lanjutnya, sudah terbentuk sejak dulu. Contohnya bagaimana sosok pahlawan selalu dikaitkan dengan militer atau ksatria, mulai dari Gajah Mada hingga Pangeran Diponegoro. “Tidak ada pahlawan itu dari kalangan pedagang,” cetus Maulana.
Kedua, faktor kesamaan gaya yang tegas dan santun ala SBY lebih dekat dengan Prabowo. Joko Widodo (Jokowi) lebih mencerminkan sosok orang bersahaja dan populis, sebagaimana umumnya rakyat biasa dan tidak menunjukkan karakter ketegasan. Disinilah kemudian muncul pertarungan antara sosok yang kuat yang direpresentasikan Prabowo dengan sosok yang populis yang diwakili Jokowi.
Disisi lain, dia juga menilai kekuatan Jokowi-Jusuf Kalla dan Prabowo-Hatta Rajasa sebenarnya berimbang. Pihaknya meyakini, jika survei saat ini dilakukan terhadap masyarakat dengan hanya menyodorkan dua pasang kandidat itu, maka perolehan suara tak akan terpaut jauh.
Namun yang pasti, rakyat Indonesia mengharapkan pemimpin kuat yang mampu menertibkan dan memberikan rasa aman. “Jika nanti Prabowo jadi presiden mampukah membendung premanisme? Jika nanti Jokowi menjadi presiden mampukah membendung premanisme? Mereka akan memilih orang yang akan mampu menghancurkan kekuasaan preman,” tutupnya.@sarifa
0 comments:
Post a Comment