Wednesday, November 26, 2014

Kepala UPT Angkutan Sekolah klaim bus sekolah kurangi tawuran pelajar

Kepala UPT Angkutan Sekolah klaim bus sekolah kurangi tawuran pelajar




LENSAINDONESIA.COM: Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Angkutan Sekolah, Nurhayati Sinaga, mengakui bila bus sekolah belum efektif dan efisien dalam mengangkut pelajar Jakarta, karena baru sebesar 0,5 persen.


Meski demikian, dia menegaskan dari tahun ke tahun, pelajar memakai fasilitas yang disediakan cuma-cuma oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta itu terus bertumbuh. “Faktanya, dari tahun ke tahun yang pakai bus sekolah bertambah,” ujarnya dalam diskusi bertajuk “Bus Sekolah Gratis; Antara Problem dan Solusi” di Lobi Gedung DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih, Rabu (26/11/2014).


Maka itu, Nurhayati Sinaga menolak UPT Angkutan Sekolah disebut setengah hati dalam mempermudah mobilisasi pelajar, baik akan pergi dan pulang sekolah. Sebab, Pemprov DKI Jakarta selalu menyediakan anggaran tiap tahunnya.


Kepala UPT Angkutan Sekolah ini juga menyatakan, bus sekolah tak bisa disama ratakan dengan angkutan umum, seperti busway. Pasalnya, bus berwarna kuning ini jalurnya tunggal. “Kalaupun mau diintegrasikan dengan busway, sesuai survei kami, pelajar yang pakai busway sedikit,” jelasnya.


“Kalau disebut (jalur bus sekolah) enggak diintegrasikan dengan sekolah, ya enggak juga karena zonasi itu sesuai rayonisasi dari dinas pendidikan. Makanya rute (bus sekolah) lebih pendek dan busnya kecil,” imbuhnya.


Menurut Nurhayati Sinaga sesuai data kepolisian, dengan adanya bus sekolah, justru tren tawuran pelajar di Jakarta, berkurang jumlah dari tahun ke tahun. “Jadi sopir-sopir tahu mana yang nakal gk akan diangkut. Jadi dari aspek itu, bus sekolah bisa bantu mengurangi tawuran,” jelasnya berpromosi.


Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya mendorong lebih banyak pelajar beralih menggunakan bus sekolah dibandingkan dengan transportasi umum lain dan kendaraan pribadi, UPT Angkutan Sekolah telah menyusun program strategis jangka panjang. Salah satunya mengusulkan jumlah armada ditambah dan diperbaiki karena kendaraan yang ada saat ini umurnya sudah delapan tahun.


Kemudian, mengingat bus sekolah juga menjadi sarana edukasi, maka di masa yang akan datang diusahakan program-program pendidikan bisa ditayangkan di televisi yang terpasang di dalam armada. “Selain memfasilitasi sejumlah lembaga, seperti kepolisian, juga mensosialisasikan tata cara berkendara yang baik dan benar,” pungkas Nurhayati Sinaga. @fatah sidik


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment