Monday, March 30, 2015

Ibu hamil asal konsumsi antibiotik, beresiko punya anak ‘cebol’

Ibu hamil asal konsumsi antibiotik, beresiko punya anak ‘cebol’




LENSAINDONESIA.COM: Antibiotika banyak digunakan secara luas pada kehamilan. Karena adanya efek samping yang potensial bagi ibu maupun janinnya, penggunaan antibiotika seharusnya digunakan jika terdapat indikasi yang jelas.


Prinsip utama pengobatan wanita hamil dengan penyakit adalah dengan memikirkan pengobatan apakah yang tepat sebab kondisinya berbeda jika dibandingkan dengan wanita yang tidak dalam keadaan hamil. Biasanya terdapat berbagai macam pilihan, namun tetap harus memperhatikan keamanan obat bagi ibu dan janinnya.


Baca juga: Anak sapi berkepala dua lahir di Ponorogo dan Demam berdarah mewabah di Ponorogo, satu warga meninggal


Penggunaan antibiotik terutama pada ibu hamil sebaiknya dengan resep dokter. Penggunaannya pun harus dengan sangat hati-hati. Hal ini karena ada beberapa antibiotik yang bisa berakibat fatal pada ibu hamil.


Bila tidak diperlukan benar, sebaiknya ibu hamil membatasi konsumsi obat-obatan, terutama antibiotik yang bisa membahayakan tumbuh kembang janin. Masa paling krusial yang perlu diwaspadai adalah pada trimester pertama kehamilan.


Dari berbagai jenis obat antibiotik ada beberapa yang harus dihindari bagi ibu hamil, yakni antibiotik golongan kuinolon karena berpotensi menyebabkan kecacatan.


“Antibiotik ini bekerja untuk menghambat pembentukan inti sel. Bila dikonsumsi saat hamil bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang pada janin,” papar dr Tonny Loho, spesialis patologi klinik dari RSCM Jakarta.


Gangguan tulang yang sering dialami bayi akibat antibiotik ini adalah terganggunya pertumbuhan tulang sehingga anak beresiko pendek (cebol). Resiko lainnya adalah tidak menutupnya tulang belakang (spina bifida).@sarifa


Berikut obat-obat antibiotik yang perlu diperhatikan dan tidak boleh dikonsumsi untuk ibu hamil dan menyusui:


1. Golongan Aminoglikosida (biasanya dalam turunan garam sulfate-nya), seperti amikacin sulfate, tobramycin sulfate, dibekacin sulfate, gentamycin sulfate, kanamycin sulfate dan netilmicin sulfate.


2. Golongan Sefalosporin, seperti : cefuroxime acetyl, cefotiam diHCl, cefotaxime Na, cefoperazone Na, ceftriaxone Na, cefazolin Na, cefaclor dan turunan garam monohydrate-nya, cephadrine dan ceftizoxime Na


3. Golongan Chloramfenicol, seperti : chloramfenicol, dan thiamfenicol


4. Golongan Makrolid, seperti : clarithomycin, roxirhromycin, erythromycin, spiramycin dan azithromycin


5. Golongan Penicillin, seperti : amoxicillin, turunan tridydrate dan turunan garam Na-nya


6. Golongan Kuinolon, seperti : ciprofloxacin dan turunan garam HCl-nya, ofloxacin, sparfloxacin dan norfloxacin


7. Golongan Tetracyclin, seperti : doxycycline, tetracyclin dan turunan HCl-nya (tidak boleh untuk wanita hamil) dan oxytetracylin (tidak boleh untuk wanita hamil)


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment