LENSAINDONESIA.COM: Akibat banjir beberapa waktu lalu mengakibatkan jembatan yang menghubungkan Dusun Sukorejo dan Dusun Kandangan Desa Kedondong Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Jawa Timur putus total.
Kepala desa kedondong Nur sodiq mengatakan jembatan yang dibangun pada tahun 1981 tersebut sudah diusulkan untuk segera dibangun kembali pada acara musrenbang beberapa waktu lalu. Karena putusnya jembatan maka warga harus putar balik sepanjang tiga hingga empat kilometer, dan segala akses baik itu pendidikan, perekonomian dan sosial semuanya terganggu.
Baca juga: Jembatan putus, 135 KK di Dusun Tegir, Madiun terancam terisolasi
“Sebelum putus total sebelumnya jembatan ambles kemudian waktu banjir bersamaan bencana di Desa Mendak di dagangan kemarin jembatan ini putus total. Ya akibatnya seluruh akse terganggu mas baik itu pendidikan, perekonomian dan sebagainya karena warga harus putar balik sepanjang tiga hingga empat kilo,” kata nur sodiq pada lensaindonesia.com (31/3/2015).
Meski sudah diusulkan, Nur Sodiq mengaku hingga saat ini belum ada kejelasan dan tanggapan dari pihak pemkab Madiun untuk segera membangun kembali jembatan putus tersebut. Namun dirinya pernah mencoba menagih janji ke pihak PU namun jawabannya sedang tidak ada dana dan terserap semua ke perbaikan di Kecamatan Dagangan yang juga beberapa waktu mengalami bencana.
“Saya sudah sering kali menghubungi pihak terkait terutama PU namun jawabannya saat ini sekarang belum ada dana dan masalah jembatan ini mungkin diusulkan untuk tahun depan,” pungkas Nur Sodiq.
Lain halnya dengan Agus Suwito (50) warga Dusun Sukorejo Kedondong berharap pihak pemerintah segera membangun kembali jembatan yang roboh akibat diterjang banjir. Pasalnya gara-gara jembatan roboh, aktivitas dari para penduduk sangat terganggu dan warga desa Kedondong memahami jika hanya desa yang memperbaiki tidak akan sanggup karena terkait dana yang sangat besar.
“Ya sebagai rakyat kecil kami mohon kepada pemerintah khususnya Pak Bupati untuk memperhatikan kebutuhan masyarakatnya. Karena jemabatan roboh aktivitas sehari hari jadi terganggu,” kata Wito.
Untuk diketahui, berdasarkan data di desa kedondong sendiri sebetulnya ada sembilan jembatan namun dua diantaranya sudah hilang (sudah tidak ada jembatannya) dan lainnya kondisinya cukup memprihatinkan.@dhimaz_adi
0 comments:
Post a Comment