LENSAINDONESIA.COM: Jawa Timur waspada terhadap penyebaran faham atau ajaran penganut Islamic Stat of Iraq and Syria (ISIS). Untuk menghentikan faham yang dinilai radikal itu, Pemprov Jatim berinovasi dengan memunculkan ratusan ustadz yang akan disebar di banyak wilayah Jatim.
Menurut Gubernur Soekarwo, ustadz yang disiapkan bukanlah sembarangan, sebab sang ustadz nantinya harus mudah berinteraksi dengan masyarakat.
Baca juga: 12 WNI dari Turki bakal dibina BNPT di Dinas Sosial dan Penyandang dana ISIS Indonesia dijebloskan tahanan Lapas Cianjur
Kriteria ustadz yang disipakan seperti ustadz yang muda, gaul serta melek dengan dunia internet, dimana ajaran ISIS juga banyak disebar maupun diberitakan lewat media online. Hal ini dibutuhkan untuk mencegah menyebarnya faham ISIS di Jatim.
“Dinamakan ustadz gaul karena masih muda dan lebih spesifik, serta juga mampu berkomunikasi di media sosial,” kata Soekarwo kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo Surabaya, Selasa (31/5/2015).
Untuk merealisasikannya, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko untuk pembentukan ustadz gaul ini. Selain itu, juga berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah Jawa Timur.
“Ustadz yang sekarang ini hampir sama dengan Idial (Ikatan Dai Lokalisasi) yang dinilai berhasil mengurangi prostitusi dengan cara komunikasi dan interaksinya langsung ke yang bersangkutan,” ungkapnya.
Dijelaskan Pakde Karwo, sapaan akrabnya, deklarasi pembentukan ustadz gaul ini akan ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemprov Jatim, Polda Jatim dan Kodam V/Brawijaya pada 7 April 2015 di Malang.
“Sejumlah tokoh nasional seperti Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Syafi’i Ma’arif, serta kiai sepuh lainnya akan diundang dan kami ajak koordinasi sekaligus memberikan gambaran seperti apa nantinya,” tegas gubernur.
Nantinya, para ustadz yang ditunjuk juga akan diwajibkan mengikuti diklat terlebih dahulu terkait teknis kinerja nantinya seperti apa, termasuk pemetaan wilayah di bawah arahan langsung Densus 88.
“Ustadz-ustadz ini nantinya berputar dari satu daerah ke daerah lain dan meyakinkan ke masyarakat, bahwa jika ingin bergabung dengan ISIS lebih banyak menyesalnya. Terbukti kan sudah ada beberapa orang yang kembali ke Tanah Air karena ternyata tidak sesuai yang diharapkan,” tandasnya.@sarifa
0 comments:
Post a Comment