LENSAINDONESIA.COM: Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, menyatakan Tanjung Perak secara keseluruhan adalah pelabuhan yang strategis di Indonesia. Peran ini akan semakin vital jika dikaitkan dengan rencana pembangunan jalur atau koridor logistik Jakarta-Surabaya, yang nantinya akan bersambung dengan kereta api dan Trans Jawa.
Pernyataan itu disampaikan Bambang di sela kunjungannya meninjau kesiapan Pelabuhan Teluk Lamong sebagai pelabuhan internaional yang ditargetkan sudah beroperasi secara maksimal Juli 2014 mendatang.
Baca juga: Proyek Teluk Lamong dipastikan selesai Mei 2014
Berkaitan itu, Bambang optimis Terminal Teluk Lamong akan menjadi salah satu outlet gateway dari Indonesia. “Karena itu, kita perlu segera mempercepat upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas.Salah satunya adalah pembangunan ini (Terminal Teluk Lamong),” tuturnya sembari menjelaskan, pembangunan Terminal Teluk Lamong ini merupakan bagian dari perluasan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Proyek prestisius ini diharapkan bisa beroperasi tepat waktu atau pada April ini sudah tuntas pembangunan fisik. Sedangkan soft opening bisa digelar pada Mei 2014 dan pengoperasian penuh dapat dilakukan Juli nanti .
“Ini akan menjadi salah satu outlet gateway dengan kapasitas besar. Maka itu kita berharap pembangunan bisa dipercepat,” ungkap Bambang saat berada di Dermaga internasional Teluk Lamong, akhir pekan kemarin.
Namun begitu, tandas dia, Teluk Lamong akan semakin optimal bila pengerukan alur pelayaran diperdalam. Saat ini alur masih berkisar antara -9 hingga -9,5meter low water spring (LWS). Nantinya, alur pelayaran diperdalam hingga -14meter LWS pada tahap pertama dan tahap kedua menjadi -16 meter LWS.
Saat berada di Dermaga Teluk Lamong, Bambang yang tiba dari sisi laut dengan menggunakan kapal Artama III milik PT Pelindo Marine Service, sebuah anak usaha PT Pelindo III, langsung melihat kesiapan fisik pengoperasian didampingi Direktur Utama PT Pelindo III Djarwo Surjanto, Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Husein Latief serta Direktur Operasi dan Teknik PT Terminal Teluk Lamong Agung Kresno Sarwono.
Selain itu turut pula mendampingi Kepala Syahbandar Pelabuhan Tanjung Perak Chris Wanda dan Kepala Otoritas Pelabuhan III Tanjung Perak I Nyoman Gde Saputra. Tak hanya melakukan peninjauan pembangunan dermaga, Wakil Menteri perhubungan ini juga melihat langsung pembangunan lapangan penumpukan dan jalan penghubung (causeway), jembatan penghubung hingga gedung perkantoran di area Terminal Teluk Lamong.
“Tanjung Perak secara keseluruhan adalah pelabuhan yang sangat strategis di Indonesia. Apalagi dikaitkan dengan jalur atau koridor logistik Jakarta-Surabaya, nantinya akan bersambung dengan kereta api, bahkan trans Jawa,” lanjutnya.
Untuk itu, dia berharap agar ada percepatan pembangunan di Pelabuhan Tanjung Perak. Pembangunan Terminal Teluk Lamong akan menjadi salah satu outlet gateway dari Indonesia.
Menurut Bambang, selain pembangunan Terminal Teluk Lamong, Kementrian Perhubungan juga telah menunjuk PT Pelindo III melakukan pekerjaan pendalaman dan pelebaran di alur pelayaran Barat Surabaya (APBS) hingga 14 meter, sehingga nantinya bisa meningkatkan ukuran kapal petikemas hingga kapasitas 5.000 TEUs.
Sementara Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto, mengimbuhkan pembangunan Terminal Teluk Lamong sudah mencapai tahap penyelesaian. “Kita tinggal menunggu alat-alatnya datang. Sekitar bulan April 2014 nanti akan ada 3 crane (Ship to Shore Crane) yang datang dan juga crane di darat (automated stacking crane),” Ujar Jarwo.
Dijelaskan, bahwa dalam finising pembangunan pihaknya juga sudah melayangkan izin operasional Terminal Teluk Lamong di instansi terkait.
“Soft opening tetap sesuai target akan dilakukan pada awal Mei 2014. pada tahap awal roperasi nantinya akan melayani kapal peti kemas domestik, selanjutnya secara bertahap melayani kapal-kapal peti kemas internasional dan curah kering internasional,” pungkasnya.
Terpisah Kepala Humas PT Pelindo III Edi Priyanto, menerangkan Terminal Teluk Lamong memiliki kedalaman yang cukup ideal yaitu sekitar 14 meter LWS.
Pada tahap pertama yang akan dioperasikan tahun ini, Terminal Teluk Lamong memiliki panjang dermaga petikemas internasional 500 meter. Sedangkan untuk dermaga petikemas domestik sepanjang 450 meter. Sementara lapangan petikemas seluas 15,86 hektar dan 10 hektar untuk lapangan curah kering serta lahan kantor seluas 7 hektar.
Edi mengatakan, pada tahap satu pembangunan Terminal Teluk Lamong akan mampu menampung 342.000 TEUS petikemas domestik dan 435.000 TEUS petikemas internasional. Pada tahap selanjutnya akan dikembangkan lagi dengan daya tampung yang lebih besar.
Menurut Edi, kapasitas produksi bongkar muat di Terminal Teluk Lamong diperkirakan mencapai 20-25 box/crane/hour pada petikemas domestik. Sedangkan pada petikemas internasional dengan mengunakan tekologi twinlift diperkirakan kinerja bongkar muat bisa terdongkrak hingga mencapai 30-35 box/crane/hour. @dony
0 comments:
Post a Comment