Sunday, April 6, 2014

Pondok Gontor berduka, staff pengajarnya jadi korban tewas KA Malabar

Pondok Gontor berduka, staff pengajarnya jadi korban tewas KA Malabar




LENSAINDONESIA.COM: Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor, yang lebih populer dengan sebutan Pondok Gontor, Jawa Timur, kini berduka karena tenaga asisten dosennya, Kharis Budi Cahyono ikut jadi korban tewas tragedi maut, anjloknya Kereta Api Malabar di Desa Mekarsari, Kadipaten, Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat lalu (4/4/14).


Kharis yang warga Desa Karanglo Kidul, Kecamatan Jambon, Ponorogo itu, adalah salah satu dari tiga korban tewas saat tragedi kecelakaan itu.


Baca juga: Penjaga pintu perlintasan kereta api harus memiliki sertifikat dan Dahlan Iskan tanggapi desakan "jeruk makan jeruk" tragedi Bintaro


Suasana duka selain menyelimuti kampus ISID Gontor, juga terasa di kediaman Kharis Budi Cahyono(26). Warga terus berdatangan untuk takjiah. Korban merupakan putra pertama dari dua bersaudara pasangan Sunato dan Yatemi. Almarhum sejak Rabu lalu ditugaskan kampusnya, Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor berangkat ke Bandung untuk mengikuti seminar tentang pesantren.


Alumnus S1 Tarbiah Jurusan Bahasa Arab di ISID Gontor ini, sehari-hari juga menjadi staff pengajar di ISID Gontor. Dia sengaja ditugaskan untuk menambah ilmu pengetahuan agama Islam, dan sebagai bekal untuk melanjutkan kuliah S2 di Kairo, Mesir dalam waktu dekat ini.


Azis Rustioko, paman korban saat ditemui LICOM di rumah duka, mengatakan, keluarga tidak menyangka kalau Kharis termasuk korban meninggal akibat kecelakaan maut gerbong KA Malabar itu.


Pihak keluarga, menurut Azis lagi, bahkan sebelum kejadian tidak mendapatkan firasat apa-apa. Cuma, ketika korban pamit berangkat dan tiba di Stasiun Ponorogo, tiba-tiba menelepon ayahnya.


“sewaktu di stasiun sebelum kereta berangkat, Kharis sempat telepon bapaknya. Hal seperti ini tidak biasanya dia lakukan saat bepergian,” katap Azis.


Jenazah Kharis Budi Cahyono setibanya di rumah duka, kemudian dimakamkan di pemakaman umum Ponorogo.


Seperti diketahui, tragedi KA Malabar berjumlah sembilan gerbong itu berangkat dari Stasiun Bandung Pukul 15.30 WIB. KA ini mengangkut 298 penumpang dan 13 kru. Ketika melewati jalur rel berkelok, tepatnya Desa Mekarsari, cuaca hujan deras.


Masinis tidak tahu kalau tanah jurang kedalaman 20 meter –sisi kiri rel dari arah Bandung– di daerah itu longsor sepanjang 25 meter. Kondisi rel dan bantalannya pun menggantung ke jurang. Begitu KA melintas, akibatnya keluar jalur. Lokomotif dan dua gerbong eksekutif masuk jurang.


Penumpang berhamburan. Sejumlah 29 orang penumpang terluka serius, korban tewas tiga orang. Korban tewas ini yaitu, Budi Cahyono asal Ponorogo tadi. Lainnya, Sri Hartanto warga Kabupaten Sleman-DI Yogyakarta, dan Ayu Diah Kusuma Ningrum asal Kabupaten Malang, Jatim. Keduanya staf PT Kereta Api Indonesia (KAI). @arso


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment