Friday, March 27, 2015

Mesin cetak rupiah PT Peruri diduga dikorup, KPK jangan kecolongan

Mesin cetak rupiah PT Peruri diduga dikorup, KPK jangan kecolongan




LENSINDONESI.COM: Bank Indonesia mengeluh terkait supply pencetakan uang baru yang terhambat karena rusaknya mesin percetakan uang PT Peruri, perusahaan plat merah di bawah BUMN. Diduga mesin cetak uang dibeli dari perusahaan Jepang dengan merk Komori tidak sesuai dengan speck uang rupiah Indonesia.


KPK atau Kejaksaan Agung diharapkan jangan kecolongan, dan segera mengungkap dugaan adanya korupsi mark up pembelian mesin itu. Pasalnya, mesin cetak uang rupiah tidak bisa dianggap enteng. Jika dibiarkan bisa berdampak terhadap stabiliitas moneter di tanah air.


Baca juga: Ini penyebab masalah pengiriman transaksi transfer dana antar bank dan Pertumbuhan deposito di Jawa Timur makin membaik


“Hasil audit BPK juga ditemukan kejanggalan di dalam pengadaan Mesin cetak uang. Ini sebenarnya sudah dapat dijadikan sebagai alat masuk bagi KPK atau Kejaksaan untuk menyidik adanya dugaan mark up pengadaan mesin cetak uang Komori, walaupun harga belinya lebih murah dari merek KBA buatan Swiss,” kata Ir. Widodo Tri Sektianto.MBA, Wakil Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu.


Hal ini makin memperkuat adanya ketidakberesan dalam pengadaan Mesin Komori tersebut. Menurut Widodo, adanya kerusakan hingga menyebabkan ketersediaan peredaran uang rupiah di dalam negeri tergangu. Ini akan meyebabkan deflasi, sehingga kontraksi dari persediaan uang akan membuat berkurangnya kecepatan perputaran uang, lalu jumlah transaksi akan menurun dan jatuhnya harga barang dan jasa secara umum.


“Jika hal ini terjadi, maka dampaknya terhadap ekonomi nasional akan membuat daya tarik investasi di dalam negeri menurun dan hengkangnya investasi yang sudah ada dari dalam negeri, sehingga bisa menyebabkan PHK besar besaran,” kata Widodo.


Berkurangnya peredaran uang juga dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan menyebabkan depresi besar (seperti yang pernah dialami Amerika) dan juga akan membuat pasar Investasi (Saham) akan mengalami kekacauan.


Dikarenakan harga barang mengalami penurunan, konsumen memiliki kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan harga barang akan turun lebih jauh. Akibatnya, aktivitas ekonomi akan melambat dan memberikan pengaruh pada spiral deflasi (deflationary spiral).


Selain itu, lanjut Widodo, dampak dari berkurangnya peredaran uang akan menyebabkan kenaikan suku bunga bank yang juga akan berpengaruh pada pertumbuhan Ekonomi dan PDB nasional.


Sebab itu, berkurang peredaran mata uang rupiah juga memberikan dampak pada Kenaikan kurs mata uang asing seperti dollar US terhadap rupiah. “Jadi statement pejabat BI dan Peruri yang mengatakan masalah kekurangan peredaran uang di suatu negara tidak punya pengaruh terhadap nilai kurs rupiah sebaiknya mereka belajar lagi tentang dasar dasar Ekonomi makronya,” katanya.


Mesin cetak uang merk Komori adalah Mesin cetak uang yang baru kali pertama digunakan Peruri sejak Peruri berdiri. Sebelumnya, Peruri selalu mengunakan MesIn cetak uang merk KBA buatan Swiss yang lebih banyak populasi di dunia dan banyak digunakan hampir 90 persen negara di dunia.


Sebelum tahun 2007, Peruri memilih Mesin KBA Giori untuk dibeli dengan alasan setelah melakukan study banding beberapa negara tidak puas dengan meskin cetak dari Jepang, Komori.


“Saat ditanyakan apakah mereka akan membeli lagi mesin Komori, mereka menjawab tidak. Jadi, mereka tidak mau menambah mesin seperti itu lagi.


Hal ini menjadi referensi Peruri dan masalah kompabilitas pun dan performance serta produktivitas jadi pertimbangan dalam memilih KBA dibandingkan Komori,” ungkap Widodo.


Selain itu, juga waktu Pengiriman Mesin KBA lebih cepat dibandingkan Komori Walaupun harganya lebih mahal. @licom_09


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment