Sunday, May 3, 2015

Lagi, Jokowi didesak segera reshuffle Kabinet Kerja

Lagi, Jokowi didesak segera reshuffle Kabinet Kerja

LENSAINDONESIA.COM: Munculnya reaksi publik atas kinerja pemerintah yang dinilai tidak maksimal membuat sejumlah organisasi aktivis angkat bicara. Kali ini datang dari Persatuan Nasional Alumni Ikatan Senat Mahasiswa Seluruh Indonesia (PENA ISMSI).

Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat PENA ISMSI, Fuad Bachmid bahwa sejumlah program yang dicanangkan oleh Pemerintahan Jokowi-JK dinilai tidak berjalan maksimal. Hal ini dikarenaka oleh masuknya beberapa orang dalam kabinet yang dinilai tidak mempunyai kemampuan maksimal dalam menjalankan program kementeriannya.

Baca juga: LIMA: Pengganti Seskab dan MenBUMN jangan berlatar belakang parpol dan Soal utang ke IMF, PDIP sebut pembisik Jokowi tak berpengalaman

“Semuaorang pasti tahu, bahwa sebagian besar para menteri tidak tahu apa yang mesti mereka lakukan untuk mengemban amanah itu. Terbukti dari program yang mereka canangkan hanya bisa di presentasikan melalui garis globalnya, mereka tidak memberikan spesifikasi soal gambaran teknis seperti apa sehingga tidak ada parameter sama sekali soal kinerja tersebut,” tegas Ketua Umum PENA ISMSI,Fuad Bachmid di Jakarta, dalam rilisnya.

Mantan Ketua Presidium Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Ilmu Sosial Politik Se-Indonesia itu bahkan menambahkan bahwa faktor utama ketidakmampuan mereka dalam menjalankan program itu karena memang latar belakang disiplin bidang dan minim pengalaman dibidang tersebut.

“Bagaimana mau kerja, disiplin bidang saja beda, belum lagi miskin pengalaman dikementerian yang mereka tempati, maka sangat beralasan juga jika pernyataan mereka sering Asbun (Asal bunyi)” katanya.

Faktor kedua yakni terjadinya tumpang tindih kewenangan oleh orang lingkaran istana yang membuat kinerja kabinet kurang efektif sehingga para menteri cenderung salah menafsirkan yang mana murni arahan presiden dan yang mana saja arahan orang di lingkaran istana yang mengatasnamakan presiden. Bahkan menurutnya hal ituterjadi pasca penambahan kewenangan Staf Kepresidenan.

“Saya kira para menteri ini tidak mau di dikte oleh pihak tertentu selain Presiden, makanya wajar jika mereka cenderung ragu dalam menjalankan instruksi tersebut. Bahkan hal ini terbukti saat KAA kemarin yakni pernyataan Jokowi soal IMF yang mendapat respon yang sifatnya korektif dari SBY, ini bukti Jokowi dibuat blunder oleh orang lingkarannya sendiri,” ungkap Fuad.

Oleh karena itu, pihaknya meminta langsung kepada Jokowi agar melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap para kabinet dan orang lingkaran istana yang dinilai selama ini kurang responsif dalam menyikapi dinamika kebijakan pemerintah. Khususnya lagi yang sering membuat blunder terhadap kebijakan tersebut sehingga kebijakan pemerintah dapat berjalan maksimal.

“Saya minta Jokowi segera melakukan evaluasi total, reshuffle beberapa menteri yang dinilai kurang kapabel, pastikan regulasi soal penambahan kewenangan lembaga tertentu dicabut sehingga tidak terjadi tumpang tindih kewenangan, dan lakukan komunikasi yang baik dengan lembaga negara untuk membangun sinkronisasi,” pungkasnya. @sita

alexa ComScore Quantcast
counter customisable
Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment