LENSAINDONESIA.COM: Bank Indonesia (BI) Kediri membatasi penukaran uang pecahan maupun uang rusak. Diduga hal itu dilakukan oleh pihak Bank untuk mengatisipasi adanya politik uang (money politic) mendekati Pemilu Legeslatif (Pileg) 2014.
Jelang pemilu legislatif ini, penukaran uang di BI mengalami peningkatan hingga 100 persen.
Baca juga: Peralihan fungsi pengawasan bank, BI fokus stabilisasi nilai rupiah dan Bank Indonesia beri beasiswa 280 mahasiswa Jatim
Untuk menghindari penukaran uang dengan jumlah berlebih, BI saat ini membatasi penukaran uang hanya sampai 70 nomer urut saja mulai April ini. Pelayanan penukaran secara terbatar itu dibuka hari Selasa sampai Kamis hingga pukul 11.00 WIB.
Kendati begitu, ketika loket penukaran uang baru dibuka pukul 09.00 WIB, nomer urut antrian sudah ludes.
Yudo Herlambang, bagian Unit komunikasi, kordinasi kebijakan BI Kediri membenerkan pihaknya saat ini melakukan pembatasan no urut antrian dan hal itu dilakukan karena ada kenaikan permintaan penukaran uang recehan pecahan 20 ribu dan 10 ribu rupiah.
“Kenaikan tersebut terjadi pada bulan Desember 2013 hingga Februari 2014 ini,” ungkapnya saat dihubungi lensaindonesia.com, Selasa (01/04/2014).
Lebih lanjut Yudo mengatakan, peningkatan permintaan tersebut hanya terjadi pada recehan 20 ribu dan 10 ribu. Namun untuk pecahan 50 ribu serta 100 ribu, mengalami penurunan.
“Saat ini ada peningkatan permintaan penukaran uang pada recehan 10 ribu, hingga mencapai 100 persen, dan hal itu dilihat dari bulan Desember sampai Februari 2014 saja,” sebutnya.
Sedangkan 20 ribu juga mengalami peningkatan hingga 86 persen.
Namun demikian pihak BI enggan miningkatnya permintaan penukaran uang ini dikait-kaitkan dengan Pemilu.
Menurutnya yang dilakukan BI sebatas pelayanan saja agar masyarakat mendapatkan uang yang layak dengan kualitas yang bagus.
Soal perputaran uang, Yodo tidak menampik bila jelang Pemilu ini juga mengalami kenaikan hingga 100 pesen dari hari biasa. “Itu bisa dilihat dari bahasa Bank yang menunjukan bahwa in flow dan out flow. Semua meningkat hingga persen,” paparnya.
Tidak bisa dipungkiri, selama kampanye Pemilu 2014 ini banyak caleg yang membutuhkan uang pecahan untuk menunjang kegiatan sosialisasi. Salah satu cara untuk mendapatkan uang pecahan Rp 10 ribu dan 20 ribu, para caleg biasanya melakukan penukaran uang di bank.
“Kalau penukaran uang dibatasi hal itu membuat susah kita. Lha kita bisa tukar dimana? Kampanye selalu membutuhkan biaya BBM. Kalau ngga dibagi uang bensin juga tidak bakal ada massa yang datang,” kata pengusus seorang tim sukses caleg yang minta namanya dirahasiakan.@andik kartika
0 comments:
Post a Comment