LENSAINDONESIA.COM: Sebanyak 408 Prajurit TNI mengikuti Latihan Interoperability Komunikasi dan Elektronika (Komlek) TNI tahun 2014 yang dibuka secara resmi Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko dalam suatu upacara militer di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Selasa (22/4/2014).
Para prajurit itu terdiri 107 pelaku, 195 pendukung, 44 Petatar Koordinasi Bantuan Tembakan (Korbantem) dan 62 Penyelenggara.
Baca juga: Ini daftar 26 Perwira Tinggi dimutasi Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Ini skrip wawancara Channel News Asia dan Panglima TNI, yang diplintir
Latihan ini dirancang bertujuan meningkatkan Interoperability Komunikasi pada Operasi Gabungan TNI guna menjamin sistem komando pengendalian, dengan sarana komunikasi yang cepat, tepat dan aman.
Sasarannya meningkatnya kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pelaksanaan Interoperability Komunikasi. Guna menjamin tercapainya prinsip cepat, tepat dan aman. Kemudian mampu merealisasikan jaring dan hubungan komunikasi antar satuan yang terlibat dalam Latgab TNI tahun anggaran 2014.
Selain itu, demi terselenggaranya komunikasi yang dapat mendukung tugas pokok Komando Gabungan (Kogab) TNI dalam melaksanakan Operasi Gabungan TNI yang meliputi Operasi Darat Gabungan, Operasi Laut Gabungan, Operasi Udara Gabungan, Operasi Khusus Gabungan, Operasi Linud dan Operasi Amfibi.
Panglima TNI dalam sambutannya mengatakan, tugas seorang pemimpin/ Panglima atau Komandan adalah menyiapkan pasukannya agar selalu siaga operasional, siap digerakkan dan siap digunakan serta memelihara dan meningkatkan kesejahteraan.
Dalam konteks latihan Interoperability, Panglima TNI menekankan; Pertama, untuk memperkuat Interoperability TNI yang pertama kali dibangun adalah jiwanya, apabila jiwa prajurit dapat bersatu maka langkah berikutnya yang dibangun adalah infrastrukturnya, alat komunikasinya, sistemnya dan SOP-nya, sehingga pengoperasian alutsista dan alat utama komunikasi yang digunakan bisa berjalan dengan baik.
“Dengan latihan ini, maka kelemahan-kelemahan berkaitan dengan sistem, metode, alutsistanya dapat diketahui dan selanjutnya dilakukan pembenahan menuju kondisi yang sempurna.”
Kedua, latihan seperti ini bila perlu dilakukan setiap dua bulan sekali dan menjadi tradisi di lingkungan Prajurit TNI. Karena latihan merupakan kebutuhan, latihan bagian dari kesejahteraan dan kedatangan sejumlah Alutsista juga merupakan bagian dari kesejahteraan. Jangan sampai nanti Alutsista kita canggih datang, para prajurit tidak tahu harus berbuat apa karena tidak tahu mengoperasikannya.
Latihan Interoperability Komlek TNI yang digelar mulai 22 sampai 25 April 2014 di wilayah Jakarta, Bogor dan sekitarnya. Dan, melibatkan beberapa Alutsista TNI yaitu: 1 unit KRI Jenis Frosch, 1 unit Pesawat Angkut CN-295, 1 unit Pesawat Tempur T-50 Golden Eagle dan 1 unit Helly Bolco. @pr/licom
Autentikasi :
Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bernardus Robert
0 comments:
Post a Comment