Tuesday, April 22, 2014

Srilestari merintis bakso dari 100 pentol sampai 100 karyawan

Srilestari merintis bakso dari 100 pentol sampai 100 karyawan




LENSAINDONESIA.COM: Ini yang tercecer dari peringatan Hari Kartini. Srilestari mengaku pengagum berat RA Kartini. Perempuan yang populer dipanggil Ibu Pudji ini, tidak asing di Semarang. Maklum, nama Ibu Puji identik dengan bakso yang sangat kondang di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.


Identik bakso karena nama Ibu Puji juga jadi merk tahu bakso, yang belakangan juga menguatkan penganan ini jadi ikon kota Ungaran di kabupaten Semarang.


Baca juga: Perempuan harus terus pacu kualitas, tapi jangan kebablasan, Neng! dan Dewi Syarifah dorong Jawa Barat percepat bangun Bandara Nusawiru


Sri mengakui apa yang dialaminya saat ini tidak terlepas dari pengalamannya sewaktu masih kecil sampai remaja mengidolakan Ibu RA Kartini. Terinspisari semangat RA Kartini untuk tidak kalah dengan pria dalam hal berkarya, membuat Sri tahun 1995 memutuskan merintis usaha dagang bakso. Saat itu, dia benar-benar terdesak kebutuhan ekonomi keluarga. Maklum, suaminya ketika itu hanya sebagai PNS golongan rendah.


“Ibu Kartini memperjuangkan hak perempuan yang sama dengan laki. Semangat Kartini saya terapkan dalam usaha saya. Harus gigih, tidak gampang menyerah,” katanya.


Sri membangun usaha benar-benar dari nol. Karena tuntutan ekonomi, ia harus banting tulang bagaimana baksonya laku. Ia pun mengedarkan melalui forum-forum PKK dan arisan keluarga.


“Supaya bisa mendapatkan penghasilan tambahan, saya edarkan door to door,” cerita Sri didampingi suaminya, Pujianto di rumah Jalan Ketulang, Kab Semarang, kemarin.


Awalnya, cibiran dan suara nyinyir kerap terdengar. Tapi, Sri tetap keukeuh merintis dan menumbuhkan usahanya. Malahan sempat pula mengalami nyaris gagal. Memang, tidak mudah mendapatkan pembeli, apalagi pelanggan. Sri mengaku dalam siatuasi serba sulit, tertantang tetap tabah dan ulet untuk kreatif mencari pasar.


“Siapa yang sungguh-sungguh akan bertemu”, tamsil ini dijadikan motivasi Sri untuk tetap gigih berupaya. Benar, jerih payahnya tidak sia-sia. Pelanggannya pun lambat laun terus tumbuh dan berkembang. Semula paling banyak hanya memproduksi 100 butir bakso, kemudian berkembang dan sekarang mencapai 10.000 butir.


Dari situ, Sri semakin bersyukur. Upayanya terus kreatif memproduksi beragam kreasi kemasan bakso, tidak sia-sia. “Dari seratus meningkat sampai sepuluh ribu perhari,” beber Sri Lestari dengan nada heran.


Sri juga tidak menyangka, bakso yang dulunya cuma dikerjakan sendiri, sekarang jumlah karyawannya cukup fantastis untuk usaha bakso, yaitu 100 karyawan. Wajar, bakso Sri yang sudah cukup kondang di Semarang ini memiliki dua outlet beken yang cukup terkenal dan setiap hari dikunjung pembeli dari dalam maupun luar kota Semarang.


“Tahu bakso ini bisa sebagai icon kota ungaran akan lebih mengangkat kab semarang kota tahu bakso,” jelas pemilik nama merk tahu bakso ibu pudji. @yuwana_irianto


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment