LENSAINDONESIA.COM: Masih tingginya harga beras di pasaran, membuat masyarakat semakin panik. Pasalnya kenaikan harga beras juga melanda wilayah yang menjadi sentra produksi beras nasional, yakni Jawa Timur.
Seperti di Surabaya, harga beras kualitas rendah pun ikut naik. Jika biasanya harga beras kualitas biasa hanya Rp7.000 per kg, saat ini naik menjadi Rp9.500 sampai Rp10.000 per kg. Untuk beras kualitas sedang mencapai Rp12.000 per kg dan premiun mencapai Rp15.000 per kg.
Baca juga: Harga beras di Bojonegoro melonjak tak terkendali dan Bulog gelontor 2 ribu ton beras OP seharga Rp7400 per kg
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi VI DPR RI, Bambang Haryo menyebut, adanya spekulan yang sengaja mempermainkan stok beras agar pemerintah membuka kran impor beras asal luar negeri.
“Saya punya keyakinan kenapa beras menjadi langka saat ini. Pasti ada spekulan yang bermain di stok barang, karena mereka ini mengharapkan bisa bermain di beras impor,” katanya saat ditemui LICOM di Surabaya, Rabu (25/2/2015).
Ia mengakui bahwa kelangkaan beras baru terjadi pada awal tahun 2015 ini. Meski begitu, pihaknya akan menentang keras jika Kementerian Pertanian dan Kementerian
Perdagangan mengusulkan impor beras.
Di sisi lain, Bambang asal Dapil Jatim I (Surabaya, Sidoarjo) ini juga menuding peran Badan Urusan Logistik (Bulog) tak optimal alias tak becus bekerja. Seharusnya, Bulog mampu menjadi penghubung antara konsumen, pedagang dengan produsen atau petani.
“Jadi Bulog ini harusnya bisa mengendalikan stok kebutuhan pokok. Tapi Bulog selama ini kok ga becus bekerja. Dia (Bulog) tidak bisa pastikan berapa kebutuhan masyarakat untuk beras. Ngurus itu aja ga tahu apalagi mengurusi kebutuhan pokok lainnya. Kalau ga bs mengendalaikan beras, mending Dirut Bulog diganti,” ujarnya.@sarifa
0 comments:
Post a Comment