LENSAINDONESIA.COM: Diduga karena tidak transparan dalam penggunaan dana Komite serta dana bantuan pemerintah periode tahun 2012-2013, beberapa wali murid melaporkan kepala sekolah beserta para pengurus Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri (SMKN)-1 Jiwan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun Jawa Timur ke Polres Madiun kota.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun, laporan tersebut masuk ke Polres Madiun Kota pada November 2014 lalu. Pihak kepolisian sudah memeriksa beberapa guru dan pengurus. Pemanggilan terakhir dilakukan pada tanggal 18 Februari 2015, salah satunya meminta keterangan Kepala SMKN 1 Jiwan Mujiono.
Baca juga: Polresta Madiun Usut Penggelapan Dana PUAP Oleh Pengurus dan Kasus korupsi Alkes, Kejari tahan mantan Kadinkes Kabupaten Madiun
Dikonfirmasi hal ini, Kasatreskrim Polres Madiun Kota AKP Tatang Panjaitan tak membantah. Ia membenarkan bahwa kasus dugaan penggelapan dana Komite ini sudah ditangani dan pihaknya masih melakukan tahap pengumpulan bahan
keterangan (pulbaket).
“Iya mas memang benar kita sedang menangani dugaan penggelapan dan komite dan saat ini kita masih masih melakukan tahap pengumpulan bahan keterangan (pulbaket). Jadi sabar ya mas ya,” jelas AKP Tatang Panjaitan pada lensaindonesia.com.
Pihak SMKN 1 Jiwan selama ini dianggap tidak pernah transparan dalam penggunaan dana, khususnya dana komite periode tahun 2012 -2013. Saat ini, di sekolah telah terpecah antara pihak yang pro sekolah dan wali murid yang mempertanyakan dana komite.
Sekolah ini sendiri memiliki imej kurang positif. Dengan memiliki dua kampus dan 1000 siswa, namun menurut warga
disekitar banyak murid yang sering colut atau tidak mengikuti pelajaran. Meski diketahui pihak sekolah, aksi murid yang enggan mengikuti pembelajaran, hanya dibiarkan saja.
Kepala SMKN 1 Jiwan Mujiono pernah lensaindonesia.com konfirmasi pada 20 Februari lalu. Namun, belum berani memberikan keterangan terkait dugaan penggelapan dana komite dengan alasan dirinya harus koordinasi dulu
dengan kepala dinas pendidikan dan kabupaten Madiun Suhardi.
“Saya tidak berani memberikan keterangan mas, karena saya harus koordinasi dulu dengan saya punya pimpinan pak Hardi kepala dinas Pendidikan,” terang Mujiono.
Namun saat akan dikonfirmasi ulang, termasuk tentang pemanggilan dirinya, Mujiono menghilang. Telepon dan pesan pendek dari lensaindonesia.com diabaikan. @dhimaz_adi
0 comments:
Post a Comment