LENSAINDONESIA.COM: Meski Bojonegoro telah menjadi penyangga beras di Jawa Timur , namun sudah seminggu ini harga beras di sejumlah pasar di Bojonegoro terus melambung naik tak terkendali .
Pantauan LICom di sejumlah tempat penjualan beras menyebutkan bahwa, harga beras super semula Rp10.500/Kg sekarang naik menjadi Rp11.500/Kg, sedangkan harga beras dengan kualitas sedang dari Rp9.500/Kg naik sampai
dengan Rp10.000 hingga Rp11.000 /Kg.
Baca juga: Anggota dewan ini sebut kenaikan harga beras disebabkan ulah spekulan dan Bulog gelontor 2 ribu ton beras OP seharga Rp7400 per kg
Sementara harga beras kualitas rendah di sejumlah pasar melonjak menjadi Rp9.000/Kg padahal sebelumnya hanya Rp7.500 hingga Rp8.000 per /Kg .
Harga beras yang tinggi tersebut dianggap tidak wajar karena di sejumlah area sawah di Bojonegoro mulai memanen padi hingga kenaikan beras pada tahun ini dianggap janggal. Wakil Kepala Bulog Sub Divre III, Omar Syarif dikonfirmasi Li com Kamis (26/2/2015) mengatakan bahwa, tingginya harga beras di pasaran secara signifikan akan diatasi dengan melakukan operasi pasar .
“Secepatnya Bulog Sub Drive III akan berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk menggelar operasi pasar. Nantinya operasi pasar tersebut akan dilaksanakan sampai harga beras menjadi stabil,” tandasnya.
Ia menambahkan , melambungnya harga beras di masyarakat diantaranya karena adanya gagal panen , dan masa tunggu panen serta karena faktor alam. Begitu juga naiknya harga beras bisa juga dikarenakan jatah beras miskin (raskin) hanya berlangsung selama 9 bulan.
Untuk diketahui, selama ini Bojonegoro adalah menjadi daerah surplus beras , namun karena banyaknya para tengkulak yang membawa hasil panen padi ke daerah lain. “Akhirnya panenan padi itu bisa juga menipis,” tambahnya.
Saat ini stok beras di gudang Bulog Bojonegoro sebanyak 16 ribu ton yang cukup untuk raskin dan operasi pasar. Jika daerah lain membutuhkan, pihaknya bisa ikut membantu. @nur_hidayatHar
0 comments:
Post a Comment