LENSAINDONESIA.COM: Fasilitas pinjam pakai Sekretariat DPRD Surabaya kembali menjadi polemik. Setelah Mobil Dinas (Mobdin), kini giliran Laptop yang jadi masalah setelah pada Rabu (24/9/2014) sebagai batas akhir pengembalian fasilitas untuk anggota DPRD Surabaya itu, ternyata masih ada belasan unit laptop belum kembali.
Dari pantauan Lensa Indonesia, di ruang inventaris Sekwan DPRD Surabaya, puluhan Laptop tersebut tertata di dalam lemari, terbungkus dalam tas hitam. Salah seorang staf terlihat mencocokkan data inventaris jumlah yang keluar dengan jumlah barang yang diterima.
Baca juga: Tatib DPRD panggil paksa Kepala SKPD tak punya landasan hukum dan Armudji resmi dilantik jadi Ketua DPRD Surabaya
Selain itu, beberapa unit Laptop yang rata-rata bermerk Hawlet Packerd (HP), juga tidak luput dicek kondisi fisik maupun software masing-masing piranti.
Berdasarkan data inventaris Laptop di Sekwan DPRD Surabaya tercatat dari 50 unit Laptop, baru 31 yang dikembalikan dan 14 belum kembali. Sedangkan sisanya (5) diklaim sudah dikembalikan anggota DPRD Surabaya dari Fraksi PKB sejak awal menjabat dulu.
Pada Tahun 2010 anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa diketahui mengembalikan inventaris milik negara ini. “Semua anggota fraksi kita tidak ada yang pinjam. Pasca diberikan, kami kompak mengembalikan semua,” terang Masduki Toha Wakil Ketua DPRD Surabaya.
Anehnya, lima Laptop yang sedianya diperuntukkan bagi anggota DPRD Surabaya dari Fraksi PKB itu tak ada dalam tempat inventarisir. Hal itu diketahui setelah diinventarisir ternyata cuma ada 31 Laptop dari jumlah seharusnya 36 karena lima laptop milik sudah dikembalikan sejak dulu.
Sekretaris DPRD Surabaya, Afghani Wardhana, mengaku belum mengetahui jika ada perbedaan jumlah unit yang keluar dari inventaris. “Kami akan kroscek lagi. Sementara ini, jumlah yang sudah masuk seperti yang sudah ada di dalam data,” dalihnya. @iwan_christiono
0 comments:
Post a Comment