LENSAINDONESIA.COM: Ketua DPP Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) FX Arief Poyuono menilai, berlarut-larutnya pembentukan kabinet pemerintahan Jokowi-JK, akibat tekanan partai pendukung saat Pilpres 2014, kini sudah mulai terbukti.
“Hal ini akibat assement KPK yang memberikan catatan merah dan kuning yang terindikasi korupsi. Selain itu, partai pendukung yang keberatan akibat calon-calon menterinya tidak lolos oleh jaring KPK,” ungkap Arief Poyuono, Jumat (24/10/14).
Baca juga: Ical temui JK di Kantor Wapres: Beliau Ketua Umum, saya penggantinya dan Saleh PAN: Saya tidak tahu apa yang terjadi di lingkaran Jokowi
“Tekanan besar juga dilakukan oleh sejumlah Timses dan tim fund raising saat Pilpres yang juga calon-calonnya banyak ditolak, akibat terindikasi kasus korupsi,” tambahnya.
Jika hal itu yang terjadi, lanjut Arief, maka sebaiknya Presiden Jokowi harus mengambil langkah tegas, karena hak memilih dan mengangkat menteri adalah hak prerogratif presiden.
“Kalau awalnya saja Joko Widodo tidak tegas dalam menggunakan hak preogratif, maka harapan pemerintahan yang kuat untuk mengaplikasikan program-program kerakyatan yang dijanjikan Jokowi saat kampanye, bisa jadi akan berantakan, dan kepercayaan pasar juga akan menurun terhadap pemeritahan Jokowi-JK ,” tuturnya, memperingatkan.
Menurut Arief, Jokowi-JK tidak perlu ewuh pakewuh atau takut pada partai pendukunng dan timsesnya selama langkah yang diambil adalah untuk kemajuan bangsa. “Dan, saya rasa Gerindra dan koalisinya (KIH) juga bisa dijadikan patner Jokowi untuk menjalankan pemerintahannya agar terbentuk pemerintahan yang kuat,” tegasnya.
Ia pun juga membuka pintu selebar-lebarnya bagi Joko Widodo untuk bergabung dengan Koalisi Merah Putih (KMP) karena dari sisi kekuatan politik, KMP lebih kuat di parlemen yang mendukung pemerintahan Jokowi-JK.
“Apalagi, platform Trisakti yang diusung Jokowi mirip dengan platform KMP. Sudah terbukti selama Jokowi, jadi gubernur DKI Jakarta, Gerindra tidak pernah cawe-cawe dalam pemerintahan Jokowi selama jadi gubernur,” katanya. @licom
0 comments:
Post a Comment