LENSAINDONESIA.COM: Suasana silang sengkarut antara kubu Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) di DPR RI terkesan semakin membuat gerah suasana parlemen di Senayan. Pimpinan DPR terpecah dua versi seperti berjalan sendiri-sendiri. Satu sisi, pimpinan DPR RI diketuai Setya Novanto (Golkar), di sisi lain pimpinan DPR sementara yang dibentuk KIH diketuai Ida Fauziah (PKB).
Bahkan, Senin siang ini (3/11/2014) ini, fraksi-fraksi yang tergabung KIH menggelar rapat konsultasi pembentukan alat kelengkapan dewan, termasuk komisi-komisi tandingan, di kompleks Gedung DPR RI Nusantara II, Senayan. Pimpinan dewan sementara ini selain Ida Fauziah, juga ada Effendi Simbolon (PDIP), Dossy Iskandar (Hanura, Syaifullah Tamliha (PPP versi Romy), dan Syaifuddin (Nasdem).
Baca juga: Jokowi bisa blunder, muncul mosi tak percaya & pimpinan DPR tandingan dan Politikus perempuan PKB pimpin 'berontak' keserakahan KMP di parlemen
“Kami ingin menegakkan keadilan dan demokrasi di DPR. Kalau DPR-nya tidak mencerminkan keadilan itu bukan DPR yang baik,” kata Tamliha dari PPP.
Tak ayal, situasi ini membuat gerah Ketua DPR Setya Novanto. Ia mengaku akan berupaya untuk mendekati pimpinan fraksi-fraksi (KIH) untuk melakukan musyawarah mempersatukan kembali keutuhan DPR RI.
“Jadi masalah ini, tentunya. Saya selaku pimpinan DPR memberikan satu hal prihatin dalam situasi ini. Tetapi terus terang, masalah ini ada di aturan MD 3, UU-nya telah diuji MK,” kata Setya Novanto di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Senin (03/11/2014).
Novanto –sebutan akrabnya– mengaku akan menghargai masukan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla, agar DPR tidak berlarut-larut bersilangsengkarut, membangun komunikasi dan menjunjung kebersemaan.
“Saya apresiasi Pak Jokowi dan JK yang sudah beri saran, komunikasi, tentu kita sangat menghargai betul,” katanya.
Dikatakan Novanto, dirinya juga any time untuk membuka komunikasi dengan para pimpinan fraksi DPR. Baginya menjalin komunikasi dengan Pimpinan fraksi (termasuk fraksi tegabung KIH) bukan hal tabu.
DPR yang dipimpinnya, menurut Novanto, harus melakukan rapat pengganti Badan Musrawarah (Bamus). Pertama, terkait tata ruang. Kedua, menyangkut mitra kerja. “Besok, DPR harus susun dan besok paripurna,” katanya, akan mengumpukan semua fraksi (fraksi tergabung KMP dan KIH).
Ditanya soal permintaan akomodasi fraksi KIH? Novanto mengatakan, semuanya bisa sepanjang DPR membicarakan musyawarah. “Semuanya kan harus duduk dan membicarkan dengan pihak mereka (KIH),” pungkasnya.@endang.
0 comments:
Post a Comment