Proyek Dermaga Kontainer Tobelo Rp 71M dilaporkan Kejaksaan Agung

LENSAINDONESIA.COM: Proyek pembangunan dermaga kontainer Tobelo, Maluku Utara, yang dikerjakan tahun 2012 dan 2013, menuai banyak kritikan. Proyek yang ditangani Kantor Unit Pengelolaan Pelabuhan (KUPP) Kelas II Tobelo itu, sudah menghabiskan dana Rp 71 miliar, tapi cuma untuk penimbunan dermaga. Buntutnya, proyek ini dilaporkan ke Kejaksaan Agung karena dugaan ada pekerjaan fiktif.

Data yang diperoleh LICOM menyebutkan, proyek tersebut sudah dikerjakan dalam tiga tahap. Tahap pertama dimulai tahun 2012 dengan anggaran mencapai Rp 23,4 miliar yang dikerjakan PT Bakti Karya Persada Nusantara.

Baca juga: Bentrok dengan polisi, warga Bula SBT Maluku tewas tertembak dan Aktifis Indonesia Timur siap 'geruduk' Jokowi bila abaikan Maluku

Selanjutnya, tahun 2013 lewat dua kali penganggaran, yakni Rp 9,7 miliar APBN induk yang dikerjakan PT Putra Lautan Sejati, dan Rp 37,9 miliar melalui dana optimalisasi APBN perubahan.

Jumlah tersebut akan mencapai Rp 90 miliar jika ditambahkan dengan anggaran tahan IV tahun 2014 senilai Rp 19,5 miliar. Sayangnya, proyek yang sudah dimenangkan PT Kieraha Bumi Mahera itu harus dibatalkan karena masih satu grup dengan kontraktor sebelumnya.

Lembaga Pemantau Proyek Publik (LEPPROP) Maluku Utara menilai, anggara Rp 71 miliar cukup besar jika dibandingkan dengan volume pekerjaan yang ada saat ini. Sebab, pekerjaan di lapangan hanya penimbunan dan pengadaan beberapa tiang pancang.

“Kami curiga ada pekerjaan fiktif. Untuk itu kami akan melaporkan kasus ini ke Kejaksaan Agung. Apalagi, ada dugaan praktek monopoli dalam proyek ini,” tegas Sekretaris LEPPROP Maluku Utara, Tahir N. Ma’ruf, Minggu (2/11). @eko