LENSAINDONESIA.COM: Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya mendorong anak-anak muda di Kota Pahlawan untuk lebih berperan aktif dalam industri kreatif. Dengan berkecimpung di industri kreatif, anak-anak muda tidak akan khawatir untuk mencari pekerjaan karena mereka bisa menciptakan pekerjaannya sendiri.
Apalagi, industri kreatif jauh lebih kuat dan mampu bertahan dalam gempuran ekonomi bebas dengan “merk” Masyarakat Ekonomi ASEAN yang segera berlaku di tahun 2015.
Baca juga: Walikota Surabaya wanti-wanti Satpol PP agar tak mudah `tergoda` dan Husni, Hamdan, Risma terima Awards 'Tokoh Publik Pilihan' versi SPS
Penegasan tersebut disampaikan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini ketika membuka acara industri kreatif untuk pelajar SMA/SMK Surabaya yang digelar di Graha Sawunggaling, lantai VI kantor Pemerintah Kota Surabaya, Rabu (27/1/2015). Ada kurang lebih 500 pelajar yang hadir. Mereka berasal dari berbagai SMA dan SMK di
Surabaya.
“Kami ingin memberikan wawasan kepada anak-anak ini tentang industri kreatif agar mereka nantinya bisa bergerak sendiri tanpa harus mencari kerja. Karena mereka bisa menciptakan pekerjaan sendiri melalui teknologi yang ada saat ini. Awalnya mungkin bingung tapi kita akan arahkan,” tegas Wali Kota Tri Rismaharini.
Menurut wali kota, dorongan kepada anak-anak muda untuk terjun dalam industri kreatif itu sebenarnya sudah dilakukan Pemkot Surabaya sejak 2014 lalu. Apalagi, di Surabaya sudah ada “embrio” nya berupa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang fokus pada sektor tersebut. “Jadi ini bukan hal sulit untuk memulainya karena sudah ada basisnya. Tinggal bagaimana anak-anak ini dibuka wawasan dan didorong kreatif menciptakan sesuatu,” imbuhnya.
Risma menjelaskan, ciri khas industri kreatif adalah mau terus berkreasi dan terus belajar. Selain itu para pelaku industri kreatif harus mau saling berinteraksi, karena tanpa itu tidak mungkin industri akan bergerak.
Pelaku industri kreatif juga harus mampu membuat networking untuk semakin mengembangkan usahanya. Karenanya, untuk membuka wawasan kepada anak-anak muda Surabaya tentang industri kreatif, acara tersebut dihadiri bintang film dan sutradara muda, Dennis Adhiswara dan beberapa rekan pelaku industri kreatif.
Dennis, pria kelahiran Malang yang telah main di beberapa film box office Indonesia seperti Ada Apa Dengan Cinta, Jomblo, Ayat-Ayat Cinta dan Sang Pencerah, diharapkan bisa menularkan “virus kreatifitasnya” kepada anak-anak muda di Surabaya.
“Kalau untuk film, Jakarta kan pusatnya. Ini Bandung juga mulai gerak. Saya juga pengen hidupkan itu. Mungkin anak-anak nanti bisa memproduksi film untuk mereka jual ke production house (PH). Ini juga ada yang bikin game tentang kepahlawanan Surabaya. Nanti kalau sudah paham, kita bantu untuk bagaimana cari buat terobosan
yang menghasilkan dan berguna untuk masa depan mereka,” sambung wali kota sarat prestasi ini.
Sementara Dennis Adhiswara yang datang dengan beberapa temannya dari bidang industri kreatif, mengaku senang bisa berbagi ilmu kepada para pelajar di Surabaya. Saking senangnya, pemeran Memed di film laris Ada Apa Dengan Cinta ini tidak butuh persiapan panjang untuk hadir di acara ini. Dia mengaku persiapannya baru mulai Senin (26/1/2015) lalu. “Kita senang banget bisa sharing ke adik-adik. Kita juga sudah melihat ada banyak potensi dari anak-anak Surabaya. Ini saya bawa teman-teman dari Jakarta, Bandung,Yogyakata. Kita pengen share karena sekarang saatnya Surabaya,” ujar sutradara muda ini.
Dennis mengatakan, generasi muda sekarang ini sebenarnya lebih mudah diarahkan untuk aktif dalam dunia industri kreatif berbasis teknologi. Ini karena anak-anak muda sekarang sudah terbiasa mengoperasikan smartphone dan juga jejaring sosial macam Twitter, Facebook, WhatsApp, Instagram, Path, serta piawai mengakses Youtube dan juga aktif nge-Blog.
Bahkan, ketika para pelajar tersebut ditanya apakah ada yang belum mengenal Facebook atau belum pernah buka Youtube, tidak ada satupun anak yang angkat tangan. “Kalau diantara kalian ada yang sudah berkarya, kita ingin karyanya adik-adik bisa dikenal di luar kota, di luar pulau, atau bahkan di luar negeri. Itu memungkinkan
sekali karena kalian didukung oleh teknologi,” sambung pria yang memiliki 71 ribu follower di akun Twitternya ini.@wan
0 comments:
Post a Comment