Wednesday, January 28, 2015

Komisi E DPRD Jatim minta Dinkes upayakan KLB tak meluas

Komisi E DPRD Jatim minta Dinkes upayakan KLB tak meluas




LENSAINDONESIA.COM: Penyebaran penyakit demam berdarah terus meluas di Jawa Timur. Pemprov Jatim sendiri telah menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) di sejumlah wilayahnya. Untuk mengatasi hal itu agar tak merembet, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur diminta terus menggalakkan upaya pengobatan serta imbauan ke masyarakat untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat.


Anggota Komisi E DPRD Jatim, Hery Prasetyo mengatakan, upaya yang saat ini paling penting dilakukan adalah antisipasi. “Upaya pencegahan harus dioptimalkan Dinkes di kabupaten/kota. Pak Harsono (Kadinkes Jatim) juga saya lihat sudah membuka diri untuk melakukan upaya promotif dan prefentif,” terangnya, Rabu (28/1/2015).


Baca juga: Korban meninggal 25 orang, Jatim KLB demam berdarah dan Januari, Pemprov Jatim waspada demam berdarah


Sementara dengan penetapan KLB demam berdarah ini, Komisi E DPRD Jatim menyatakan langkah itu sudah tepat. Sehingga seluruh pihak baik Dinkes Jatim maupun masyarakat harus memusatkan perhatian dalam upaya pengendalian penyakit demam berdarah.


“Kenapa harus KLB, karena perhatian kita harus lebih fokus lagi. Biasanya dalam KLB upaya pengobatan yang paling besar ditekankannya. Tapi yang lebih penting lagi bagaimana agar masyarakat yang tidak kena agar tidak ikut terjangkiti demam berdarah,” cetus anggota Komisi E DPRD Jatim dari Partai Demokrat ini.


Masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan pola hidup bersih dan sehat. Mulai dari pola makan serta lingkungan yang bersih. Ini penting untuk mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti ini tak terus memakan korban.


Diketahui, setelah ditetapkannya sebanyak 11 kabupaten/kota sebagai wilayah KLB penyakit demam berdarah. Kini Pemprov Jatim menambah lagi 4 daerah yang dinyatakan KLB. Sehingga total kabupaten/kota yang dinyatakan KLB sebanyak 15 daerah.


Mulai dari Kabupaten Jombang, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Kediri, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Mojokerto, serta Kabupaten dan Kota Madiun. Disusul 4 daerah berikutnya, yakni Kabupaten Magetan, Ponorogo, Lamongan dan Kota Mojokerto.


Kepala Dinkes Jawa Timur, dr Harsono mengatakan, empat daerah terakhir sudah dilaporkan ke Gubernur. “Hingga saat ini sudah ada 15 daerah kabupaten/kota yang dinyatakan KLB demam berdarah,” kata Harsono.


Jumlah tersebut bisa bertambah, lanjut dia, karena perlu dilakukan tindakan-tindakan preventif untuk daerah lainnya. Dinkes Jatim mencatat, terhitung 1-27 Januari 2015 terdata 1.817 kasus. Jumlah ini meningkat dibanding tahun lalu pada bulan yang sama sebanyak 980 kasus. Artinya meningkat menjadi 85,41 persen.


Dari 15 daerah, ada 5 daerah dengan jumlah penderita terbanyak, yakni di Kabupaten Sumenep (dengan 286 penderita), Jember (199), Jombang (110), Bondowoso (100), dan Banyuwangi (96). Total jumlah kematian hingga kemarin terdata sebanyak 32 kasus atau 1,7 persen dari jumlah penderita. “Jumlah kematian akibat demam berdarah tahun ini meningkat sebesar 91,77% dibandingkan pada bulan Januari 2014 yang cuma 9 kasus,” jelasnya.


Harsono juga meminta agar kepada daerah terkait yang telah dinyatakan KLB segera menangani persoalan demam berdarah tersebut seperti yang telah diatur dalam penanganan KLB. Selain itu, diharapkan pula keaktifan masyarakat untuk mencegah ancaman nyamuk demam berdarah yang bisa menyerang siapa saja dan berapapun usianya.


Pemberantasan sarang nyamuk (PSN), menurut Harsono, merupakan cara paling efektif untuk mencegah nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak, antara lain dengan gerakan 3M, yakni mengubur, menguras dan menutup. @sarifa


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment