LENSAINDONESIA.COM: Kepastian apakah kepala daerah akan tetap dipilih oleh rakyat atau dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) akan di tentukan melalui sidang paripurna di DPR RI, Kamis (25/9/2014) hari ini.
Konstalasi politik menjelang hari pengesahan pun semakin dinamis.
Baca juga: Dalang dukungan Pilkada langsung, PDIP lobi seluruh fraksi di DPR dan Fraksi Demokrat dukung usulan Pakde Karwo soal RUU Pilkada
Tarik ulur dukungan dilakukan oleh dua kubu baik Koalisi Merah Putih yang mendukung pilkada melalui DPRD mau pun Koalisi Indonesia Hebat yang mendukung pilkada langsung. Mari kita lihat peta kekuatan jika dilihat dari komposisi kursi di parlemen.
Dari jumlah kursi di parlemen, Koalisi Merah Putih berpeluang menang jika pengambilan keputusan dilakukan melalui voting. Tanpa melibatkan Fraksi Partai Demokrat, Koalisi Merah Putih memiliki 273 kursi, dengan komposisi Fraksi Partai Golkar 106 kursi; Fraksi Partai Keadilan Sejahtera 57 kursi; Fraksi Partai Amanat Nasional 46 kursi; Fraksi Partai Persatuan Pembangunan 38 kursi; dan Fraksi Partai Gerindra 26 kursi.
Sementara itu, Koalisi Indonesia Hebat total kursi di parlemen sebanyak 139 dengan rincian Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) 94 kursi; Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa 28 kursi; dan Fraksi Partai Hanura 17 kursi.
Dengan komposisi seperti di atas, kontribusi dan sikap politik Partai Demokrat atau terpecahnya suara Koalisi Merah Putih penting bagi Koalisi Indonesia Hebat. Dengan jumlah kursi sebanyak 148 kursi, pengaruh Demokrat sangat signifikan membalikkan keadaan.
Kendati begitu, kedua kubu mengklaim kemenangan menjelang paripurna hari ini.
Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid bahkan mengklaim Koalisi Merah Putih sangat solid. Mereka akan menunjukkan kekompakan dengan mengenakan pin yang sama. Konsolidasi di antara koalisi Merah Putih memang terlihat lebih gencar. Tak hanya di tataran fraksi, konsolidasi juga dilakukan di antara pimpinan partai.
Sementara, Koalisi Indonesia Hebat gencar melakukan manuver dengan mendekati sejumlah parpol Koalisi Merah Putih yang tengah mengalami konflik internal seperti PPP dan Partai Golkar. Mereka juga mendekati Partai Demokrat.
Wakil Ketua DPR yang juga politisi PDI-P Pramono Anung bahkan “bergerilya” langsung dengan melakukan lobi dari meja ke meja saat pelaksanaan rapat paripurna Selasa (23/9/2014). Pramono terlihat berbincang serius dengan sejumlah anggota Fraksi Partai Golkar dan juga rekan separtainya. Pramono mengakui dia tengah melakukan lobi. Dia menyebutkan akan ada kejutan pada voting RUU Pilkada.
“Besok saya meyakini akan ada anggota DPR yang menggunakan hak politiknya itu berdasarkan hati nurani, tidak lagi terikat pada sekat-sekat fraksi itu mungkin akan ada di semua fraksi apalagi bagi anggota DPR yang merasa sekarang ini tidak terpilih kembali. Akan ada yang berbeda sikap dengan fraksinya,” ujar dia.
Namun, Pramono enggan mengungkap partai mana saja yang suaranya terpecah. Dia hanya menyebut sejumlah anggota yang membelot itu berasal dari partai besar.
Fraksi Partai Hanura, yang juga mendukung pilkada langsung, mulai mengingatkan Partai Demokrat untuk bersikap tegas terkait posisi politiknya terhadap RUU Pilkada. Ketua Fraksi Partai Hanura Syarifuddin Sudding mengatakan, jika Partai Demokrat meloloskan pilkada melalui DPRD, maka wibawa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Umum Partai Demokrat akan jatuh.
Meski bisa berperan strategis, keraguan atas sikap Partai Demokrat memang muncul dari partai pendukung pilkada langsung. Pasalnya, walau pun SBY sudah menyatakan dukungan pilkada langsung, tapi sikap Fraksi Partai Demokrat tak setegas itu. Belakangan, Partai Demokrat membuat sikap resmi namun tetap bersayap.
“Sikap Demokrat tetap pada opsi ketiga, pilkada langsung tapi 10 syarat yang diajukan harus terpenuhi. Kalau tidak dipenuhi, ya kami serahkan kepada voting,” ungkap Ketua Harian Syarief Hasan, seusai rapat konsolidasi Fraksi Partai Demokrat.
Pernyataan Syarief ini menimbulkan tanda tanya. Partai Demokrat bisa saja batal mendukung pilkada langsung dengan dalih tidak terpenuhinya semua syarat itu. Demokrat bisa mengambil sikap abstain saat pilkada nanti. Jika ini yang terjadi, maka bisa dipastikan opsi pilkada melalui DPRD yang akan lolos.
Gelagat sikap Partai Demokrat ini juga ditangkap Koalisi Merah Putih. Koalisi sudah mengkalkulasi peta dukungan. Jika Demokrat abstain, kemenangan akan dikantongi Koalisi Merah Putih dengan prediksi selisih 20 suara.@ridwan_LICOM/kom
0 comments:
Post a Comment