LENSAINDONESIA.COM: Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan, mengatakan, soal rencana berkumpulnya relawan Jokowi-JK di Monas, Jokowi mesti sensitif dan peka jika dikritik.
“Pak Jokowi harus sensitif, peka kalau dikritik. Selain itu, jika terjadi apa-apa, Jokowi nggak bisa lepas tanggungjawab dan menyalahkan relawan. Jokowi bisa mencegah kerawanan semua itu,” kata Ramadhan Pohan, di Jakarta, Selasa (14/10/2014).
Baca juga: Jadi tersangka, Dirut PT HMK bantah tuduhan korupsi CCTV Monas dan Cegah tindakan kriminal, Pemprov DKI segera pasang CCTV di Monas
Disinggung apa yang seharusnya dilakukan Presiden terpilih ketika dilantik, menurutnya, kalau bisa menyontoh SBY saat 2004. Rakyat menantikan kerja nyata dan kinerja Jokowi. Publik ingin tahu squad Kabinet Jokowi. Semua menanti gebrakan Jokowi pasca 10 tahun stabilitas SBY.
“Ini semua lebih pas dibandingkan pesta, arak-arakan, dan hura-hura. Mensyukuri kemenangan di ruang terbuka, kan sudah banyak sebelum-sebelumnya. Acara kenegaraan di MPR sudah cukup. Selebihnya kerja, kerja, kerja,” sindirnya.
Dia menambahkan, kalau SBY yang lalu, cukup pelantikan MPR. Bahkan, dukungan SBY di atas 62 persen, bandingkan dengan kemenangan Pilpres Jokowi yang tipis hanya beberapa persen, cuma 1 digit.
“Seleksi Menteri Jokowi saja tertutup. Publik sama sekali tidak tahu, jangan-jangan kucing dalam karung. Era Pak SBY dulu transparan, dan terbuka dicermati publik,” ujarnya.
Dia menambahkan, intinya fokus saja. Jokowi fokus memerintah, dan nggak usah masih seperti kampanye lagi kumpul-kumpul di tempat terbuka dengan relawan-relawan lagi.
“Jokowi sudah Presiden nanti, jadi perilakunya jangan Capres terus,” pungkasnya. @endang
0 comments:
Post a Comment