Thursday, October 23, 2014

Seniman dan musisi Jakarta ekspresikan “Wayang Rokenol”

Seniman dan musisi Jakarta ekspresikan “Wayang Rokenol”




LENSAINDONESIA.COM: Awanama Art Habitat dan Folks Mataraman Institute dengan bangga mempersembahkan Wayang Rokenrol. Sebuah perhelatan yang menggabungkan seni visual dan musik yang dilebur dan dikomposisikan secara apik dalam sebuah seni pertunjukan.


Pengolahan aspek visual akan direpresentasikan lewat bentukan wayang kulit masa kini dengan sentuhan yang lebih ringan dan menyenangkan. Kemudian, dari aspek musik, akan dihadirkan komposisi-komposisi yang mudah dicerna, namun memiliki aransemen yang mengejutkan di sana sini. Perhelatan ini juga akan diisi denganlive painting oleh seniman-seniman kontemporer.


Baca juga: Dalang wayang golek legendaris Asep Sunandar tutup usia dan TMII gelar wayang kulit semalam suntuk


Semua aspek tersebut tentu didukung para seniman dan musisi yang sangat mumpuni di bidangnya. Di barisan seniman visual hadir nama-nama besar seperti Nasirun, Djoko Pekik, Putu Sutawijaya, Samuel Indratma, Yuswantoro Adi, Bambang Herras, dan Ampun Sutrisno.


Di barisan musisi diisi Endy Baroque, Hasnan Hasibuan, Bagus Mazasupa, Teguh Jos, Akbar Wicaksono, dan Be Ge, serta dilengkapi penampilan spesial dari Young de Brock, Danilla, Sri Krishnadan Red Dot.


Bukan sebuah kebetulan bahwa tanggal yang dipilih untuk diadakannya kegiatan ini adalah 24 Oktober 2014, bertepatan Malam Satu Suro. Malam Satu Suro adalah sebuah momen khusus yang dalam kebudayaan Jawa tradisional selalu diisi dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk.


Pertunjukan wayang kulit tradisional tersebut tentu saja dapat ditemukan di area-area yang memiliki populasi masyarakat dengan latar belakang etnis Jawa cukup tinggi. Seperti yang kita ketahui bahwa bahasa pengantar yang digunakan pada umumnya adalah Bahasa Jawa, sehingga menimbulkan batasan bagi masyarakat dari latar belakang etnis lain untuk menikmatinya secara penuh.


Bagaimana bila batasan bahasa tersebut dibuka dan memungkinkan terjadinya akulturasi? Apa jadinya apabila sebuah pertunjukan wayang diadakan di Jakarta, khususnya di sebuah cafe dengan tema Rock ‘n Roll? Bagaimana demografi etnis yang beragam di Jakarta merespon pertunjukan wayang kulit?


Wayang Rokenrol adalah sebuah pertunjukan wayang kontemporer yang diadakan dalam rangka menyambut Malam Satu Suro. Dengan demikian, tujuan diadakannya kegiatan tersebut adalah untuk memaknai kembali kegiatan kebudayaan wayang kulit dalam semangat kekinian. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat memberi pilihan hiburan yang segar namun tetap mengandung kearifan lokal.


Nama Acara :

Wayang Rokenrol

Tempat :

Rolling Stone Cafe

Jalan Ampera Raya no. 16 Jakarta Selatan

Waktu :

16:00 – 18:00 = Press Conference

19:30 = Start Performance

FDC: Rp 100.000

Facebook = facebook.com/Awanama

Instagram = http://ift.tt/1tgNn4w

Twitter = http://ift.tt/1tgNpct


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment