LENSAINDONESIA.COM: Dua pasien suspect virus Ebola di Jawa Timur, yang sampai Minggu ini (2/11/14) masih dirawat di RSUD Kediri dan Madiun, merupakan TKI yang bekerja sebagai tenaga kasar di Liberia, Afrika selama tujuh bulan.
Menurut keterangan yang dihimpun Licom, kedua pria itu pulang ke Indonesia secara bersama-sama dengan 28 TKI lainnya. Mereka tiba di Indonesia pada 26 Oktober lalu. Kedua pasien ini di bekerja di Liberia sebagai tenaga kasar diantaranya penebang pohon.
Baca juga: Jatim ada 2 pasien terjangkit Ebola, Mlt sempat dikarantika di Afrika dan Gawat! Pria Kediri terjangkit virus Ebola, pulang dari Liberia
Belum diketahui pasti, apakah TKI lain yang sama-sama pula ke Indonsia juga masih ada yang terindikasi terjangkit suspect virus Ebola. Karena sampai saat ini, yang diketahui masuk rumah sakit dan mendapat perawatan secara khusus baru dua orang.
Pasien pria yang merupakan warga Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, Mlt dibawa keluarganya ke RSUD dr Soedono, Madiun, lima hari setelah berada di rumah. Kondisi pasien saat itu panasnya cukup tinggi mencapai 38 celcius. Sedangkan trombositnya turun drastis di titik 48 ribu, padahal trombosit normal seharusnya 100 ribu. Mlt menurut keterangan, saat masih di Afrika sempat di karantina selama enam hari karena dugaan terjangkit suspect virus Ebola.
Sementara itu, pasien pria asal Kediri dibawa keluarganya ke rumah sakit juga lima hari setalah berada di rumah, tepatnya Jumat lalu (31/10/14). Kondisi pasien Kediri ini juga nyaris sama dengan yang dialami MLT, yaitu suhu badannya meningkat, trombositnya menurun drastis. Dan, pasien juga mengeluhkan nyeri jika menelan sesuatu.
Kabid Pelayanan Medik RSUD dr Soedono Madiun, dr Sjaipul Anwar Sp.JP menjelaskan, Mlk dari uji lab pasien positif terkena Malaria. “Karena historis pasien yang pernah tinggal di daerah endemis, maka pasien bisa dikatakan sebagai suspect virus ebola,” jelas dr Sjaipul pada Licom, Sabtu (01/11/2014).
Sjaipul menambahkan, jika pasien hasil lab sudah menjadi suspect ebola, maka penanganan pasien harus sesuai SOP WHO. Sehingga pasien dikarantina sampai dengan masa inkubasi selama 21 hari, serta para petugas medis yang menangani juga menggunakan baju khusus yang sekali pakai,
“Pasien sudah diambil sample darahnya dan dirkirim ke Litbang yang ada di Jakarta,” kata Sjaipul. @dhimaz_adi/andika
0 comments:
Post a Comment