Monday, November 3, 2014

Pasien suspect Ebola negatif, Pemprov Jatim tetap waspada

Pasien suspect Ebola negatif, Pemprov Jatim tetap waspada




LENSAINDONESIA.COM: Dinyatakannya dua TKI yang bekerja di Liberia, asal Kediri dan asal Madiun negatif virus Ebola, membuat masyarakat Jawa Timur bisa bernafas lega. Artinya, virus yang telah memakan sekitar 900 korban jiwa di Afrika ini belum masuk ke wilayah Jatim. Meski demikian Pemprov Jatim menyatakan akan terus mewaspadai adanya virus Ebola.


Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf mengatakan, Pemprov telah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan untuk mengawasi penyebaran virus yang gejalanya mirip dengan penyakit demam berdarah. “Hasilnya sudah keluar dan dua pasien yang sebelumnya dinyatakan suspect virus Ebola ternyata negatif kan. Meskipun begitu Pemprov Jatim tetap waspada. Terutama yang dari pulang ibadah haji terus kami deteksi,” ujarnya saat ditemui Lensa Indonesia usai Rapat Paripurna di Gedung DPRD Jatim Jl Indrapura Surabaya, Senin (3/11/2014).


Baca juga: Ini langkah antisipasi Surabaya waspadai virus Ebola dan Hasil lab-Kemenkes, TKI Liberia di Madiun & Kediri negatif Ebola


Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya telah menginstruksikan pemerikasaan ekstra ketat untuk para wistawan dan masyarakat Jatim sendiri, khususnya yang dari Afrika. “Ukuran yang pertama kan dilihat dari suhu tubuhnya, kalau naik baru ditindaklanjuti. Kami sudah menyiapkan beberapa rumah sakit, RSU dr Soetomo sudah siap untuk menampung jika ada pasien yang mengidap virus Ebola,” tegas Wakil Gubernur Jatim dua periode ini.


Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Harsono juga meminta masyarakat mewaspadai penularan virus Ebola (Virus Disease/EVD) karena jumlah korban meninggal akibat terkena virus ini terus bertambah.


Meski virus mematikan ini masih belum ditemukan di Jatim dan wilayah Indonesia lainnya, Pemkab/Pemkot harus melakukan antisipasi menangkal agar virus Ebola tidak masuk. “Pasiennya dapat segera dirujuk ke rumah sakit milik Pemprov, yakni RSU dr Soetomo dan RSU Haji Surabaya, RSU Saiful Anwar Malang dan RSU Soedono Madiun,” jelasnya.


Sekedar diketahui, virus Ebola awalnya adalah demam berdarah Ebola (Ebola haemorrhagic fever). Demam ini lantas berubah menjadi penyakit Virus Ebola sesuai dengan ICD-10. Sejak pertama muncul, masalah besar penyakit ini terjadi di Afrika namun belum ditemukan di Asia, termasuk Indonesia.@sarifa


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment