LENSAINDONESIA.COM: Dimulai dari Januari – Agustus tahun ini, diketahui harga emas terjun drastis hingga berefek pada turunnya laba PT Pegadaian (Persero).
Selain itu, menyusutnya perolehan laba perseroan tersebut disebabkan adanya peningkatan beban bunga yang menumpuk semenjak tahun sebelumnya. Dan saat itu peningkatan biaya sudah mencapai 1,4 persen. Idealnya dalam satu perusahaan, angka ini cukup signifikan sebab harus menanggung pinjaman Rp 24 triliun.
Baca juga: Perampok kantor Pegadaian Jl Karang Menjangan kabur keluar pulau dan Polisi periksa enam saksi perampokan Pegadaian Jl karang Menjangan
“Laba Rp 870 miliar relatif kecil. Ada beberapa fakta penyebab terkait efek harga emas turun di tahun 2013 dan stagnan 2014 berkontribusi pendapatan kami tak sebesar tahun sebelumnya. Turun sekitar 6 persen. Tahun lalu, persisnya di bulan Agustus sekitar Rp 1 triliun,” ujar Dwi Agus Pramudya, Direktur Keuangan Pegadaian di Jakarta, Senin (22/9/2014).
Kendati demikian, Pegadaian telah mencatatkan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) dengan nilai yang cukup bagus. NPL perseroan tersebut sampai saat ini masih mencapai 0,3 persen.
Untuk penambahannya, pendapatan Pegadaian di semester awal tahun 2014 kemarin mencapai Rp 4,1 triliun dan diprosentasekan tumbuh 6,5 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 3,8 triliun. Namun untuk total asetnya kini mencapai Rp 33 triliun, dan meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya berkisar Rp 29 triliun. Diharapkan hal ini akan berlalu seiring menngikuti perkembangan harga emas berikutnya.
Co editor: Andika Eldon
0 comments:
Post a Comment