LENSAINDONESIA.COM: Dewan Kelautan Indonesia, berpandangan untuk mengembangkan pembangunan negara maritim, pemerintahan Jokowi-JK mendatang perlu mendorong aktivitas bongkar muat barang di pelabuhan-pelabuhan yang tersebar di wilayah Indonesia. Selain itu, juga diharapkan pemerintah dapat menambah kepemilikan kapal.
Anggota Dewan Kelautan Indonesia, Dr Ir Son Damar, MSc mengungkapkan bahwa kemampuan bongkar muat kapal di wilayah perairan Indonesia saat ini melebihi Singapura. “Bongkar muat kapal kita sudah empat kali dari Singapura,” katanya, dalam kesempatan panel ahli yang mendiskusikan kebijakan ekonomi berbasis maritim pada Kongres Maritim Indonesia di kampus UGM, Rabu (24/9/14).
Baca juga: Ironis! 140 pelabuhan Indonesia mangkrak, jeruk Tiongkok lebih murah dan Jokowi ingin Indonesia poros maritim dunia, bukan isapan jempol
Sebelumnya, Masyarakat Tranportasi Indonesia (MTI) memberi dukungan penuh rencana pemerintahan Joko Widodo membangunan tol laut, karena dalam rangka mendorong pergerakan transportasi laut dan pelayaran. Bahkan, MTI mengusulkan, kawasan timur Indonesia dijadikan pintu masuk untuk kapal yang membawa barang impor dari Eropa, Asia dan Australia.
Karena itu, menurut Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Prof Dr Ir Danang Parikesit, MSc, bahwa pelabuhan seperti di Sorong, Papua, dan Bitung, Sulawesi Utara, bisa dijadikan pintu masuk bagi 14 ribu kapal yang beroperasi di Indonesia. Alhasil, lalu lintas tranposrtasi laut di kawasan timur akan ramai. “Dengan begitu, mengurangi biaya transportasi kapal yang selama ini pelayarannya tidak terjadwal, dan mendorong migrasi transportasi darat ke laut,” katanya dalam kesempatan yang sama di Kampus UGM, Rabu (24/9/14).
Sementara itu, Dr Ir Son Damar, MSc juga mengungkapkan 40 persen perdagangan dunia berpotensi melewati perairan Indonesia. Empat dari 10 lokasi strategis lalu lintas perdagangan dunia perdagangan di dunia berada di Indonesuia. Yakni, Selat Sunda, Selat Malaka, Selat Lombok dan Selat Makassar.
Lain lagi yang diungkapkan Direktur industri pariwisata, Kementerian Pariwisata, Drs. Agus Priyono, MM terkait destinasi wisata bahari di Indonesia. Menurutnya, potensi ini belum digarap secara optimal.
Padahal, lanjut Agus Priyono, setiap tahunnya ada 5000 kapal yachts singgah ke Indonesia. “Sudah ditetapkan ada 18 pelabuhan yang dijadikan sebagai pintu masuk, umumnya mereka tiga bulan menetap di Indonesia,” ungkapnya.
Dari 16 kawasan wisata destinasi, menurut Agus, 7 diantaranya adalah kawasan wisata bahari, seperti wisata Kepulauan Seribu, Wisata Menjangan, Pantai Kuta, Pulau Komodo, Bunaken, Wakatobi, dan Raja Ampat.
Namun, mahalnya biaya tranposrtasi menuju lokasi destinasi wisata tersebut, diakui Agus, sering dikeluhkan oleh wisatawan. @licom-09
autetikasi:
Humas UGM/Gusti Grehenson
0 comments:
Post a Comment