LENSAINDONESIA.COM: Malang benar nasib Zhidan Firmasah (4), warga RT 32/09 Dusun Sumberejo, Desa Bosowo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. Di usia sekecil itu, dia harus mengalami penyakit Sindrom Nefrotic (Nephrotic syndrome) yaitu jenis gangguan yang menyerang organ ginjal.
Sehari-hari, bocah manis itu harus terkulai lemas di kamar tidurnya tanpa ada perawatan medis. Sang ayah Suyoto (36) saat tidak punya biaya karena sehari-hari jadi buruh serabutan.
Baca juga: Minim sosialisasi, pembagian dana kompensasi BBM rawan salah sasaran dan Walikota berharap peran kampus dalam memberantas kemiskinan
Di rumahnya yang hanya berukuran 4×6 meter itu, Suyoto menyambut LensaIndonesia.com. “Masuk mas, monggo, maaf rumahnya sempit “ungkap Suyoto, Jumat (2/1/2015).
Zhidan yang sejak usia 7 bulan sudah ditinggal ibunya tersebut, tengah digendong oleh neneknya Mbah Bayem, 73. Sesekali Mbah Bayem menghibur Zhidan yang nampak lemas dan kesakitan, agar tidak menangis.
Suyoto berkisah dirinya baru tahu bahwa anaknya mengalami gangguan tersebut sejak dua minggu lalu. Pada awalnya keluarga menganggap sakit demam yang diderita Zhidan tersebut adalah demam biasa akibat kecapekan.
“Awalnya badannya panas dingin dan tubuh dan perutnya membesar. Karena takut kami bawa ke Rs Pare. Dan disana kata pak dokter ginjalnya Zhidan, bocor,”ungkapnya.
Pihak rumah sakit sudah menyarankan agar Zhidan opname. Namun lantaran tak mempunyai biaya, Suyoto pun memilih untuk rawat jalan. “Oalah mas, dapat uang darimana mau di rawat di RS. Buat makan saja tidak cukup. Kadang saya dan ibu saya yang ngasih makan, ” jelas Suyoto.
Kesedihan mendadak meruap usai Suyoto menceritakan kondisinya. Tidak terasa, Mbah Bayem yang berada di sebelah Suyoto meneteskan air mata.
Bila dia bekerja, Zhidan dirawat oleh Mbah Bayem dan juga kakak perempuan Suyoto. Sang ibu sudah tidak jelas keberadaannya. “Ibunya sudah lama pergi dari rumah, tidak tahu kemana. Sudah di coba menghubungi ke orang tua ibu Zhidan, gak ada yang jenguk. Nanti kalau gak dikasih tahu anaknya sakit, kami takut disalahkan,” imbuh Mbah Bayem.
Si nenek bercerita Zhidan kecil sempat nyaris dibuang ke hutan oleh ibunya. Untung kemarahan ibunya mampu diredam oleh Suyoto.”Namanya juga masih bayi mas, nangisnya tidak tentu. Mungkin
karena istri saya kesal anaknya nangis terus, anaknya mau di buang kehutan, untungnya saya tahu dan tidak jadi di buang,” kenang Suyoto.
Saat ini, kondisi Zhidan cukup memprihatinkan. Perutnya membesar dengan kaki membengkak. Bila seharusnya anak-anak seumuran Zhidan berat badannya hanya 15 kilogram, namun saat ini beratnya lebih.
Mengutip Mayo Clinic dan WebMD, sindrom ini adalah gangguan yang bila tidak ditangani bisa menyebabkan gagal ginjal. Semua orang dapat mengalaminya, namun hal ini lebih sering dialami oleh anak-anak yang berusia antara 18 bulan hingga 8 tahun.
Salah satu gejalanya adalah kenaikan berat badan, yang diakibatkan ginjal yang tidak normal. Gangguan pada ginjal menyebabkan tubuh menampung cairan dalam jumlah berlebih sehingga secara tidak langsung menaikkan berat badan.
“Saya tanya sakitnya dimana, dia (Zhidan) hanya menangis sambil merintih dan tidak mau menjawab. Jujur mas kami sekeluarga kangen Zhidan bisa tertawa lagi,” timpal Mbah Bayem, sambil mengusap tetesan air mata dengan bajunya.
Meski sakit, gizi yang diberikan Zhidan jauh dari ideal. Bahkan terkesan ala kadarnya. Ini tak lepas dari kemampuan keuangan keluarga tidak mampu tersebut.
“Kalau soal makan kadang mau kadang tidak, tergantung kami bertiga bagaimana Zhidan bisa makan setiap hari. Kalau sayur ya tidak pasti mas, adanya kates ya kates (pepaya, red). Tapi, sejak Zhidan sakit, kami tidak pernah masak sayur lodeh, ” terang Kasri, sang bibi.
Dia berharap ada bantuan dari Pemkab Kediri. “Yang pasti segera ada perhatian dari pemerintah agar sakit yang diderita Zhidan segera sembuh,” harap Kasri.
Kepala Desa Besowo, Sumariono, saat ditemui di rumahnya, menuturkan keluarga Zhidan sudah melakukan mengurus BPJS untuk dibawa persyaratan ke RS. Namun, pengurusan BPJS tersebut masih dalam proses. Selain itu, Kades berencana akan mengumpulkan Kasun 8 Dusun, untuk penggalangan dana. “Nanti malam saya akan Kasun 8 Dusun di Desa Sumberejo. Dan akan kita koordinasikan penggalangan dana minta sumbangan ke warga. Setelah terkumpul kita sumbangkan ke keluarga Zhidan,”jelas Kades.
Terpisah, menanggapi warganya tersebut Kabag Humas Pemkab Kediri M. Haris Setiawan, menuturkan, akan melakukan koordinasi ke Dinas terkait untuk kroscek, ke rumah. “Kami akan koordinasikan ke Dinsos dan Dinkes. Tentunya bocah tersebut segera mendapat perawatan dan lekas sembuh,” ujarnya. @andik_kartika
0 comments:
Post a Comment