LENSAINDONESIA.COM: Salah satu Capres Demokrat, Dino Patti Djalal menyatakan keinginannya untuk menerapkan konsep ‘Mendayung Antara Dua Karang’ dalam kebijakan politik internasionalnya jika terpilih jadi presiden.
Konsep ‘Mendayung Antara Dua Karang’ ini merupakan ide dari Wakil Presiden Muhammad Hatta yang diutarakan dalam sidang B.P.K.N.P di Yogyakarta pada 1948.
Baca juga: Dino dinilai bisa jadi jembatan Islam kultural dengan dunia barat dan Dikritik suka bandingkan pesantren dan Amerika, akhirnya Dino bicara
“Konsep itu selalu menjadi menjadi pegangan bangsa Indonesia dalam menjalin hubungan dengan dunia internasional,” kata Dino Patti Djalal dalam pesan tertulisnya pada LICOM, Kamis (27/02/2014).
Dino Patti Djalal juga mengaku kagum dengan sosok Bung Hatta. Bung Hatta yang dikenal Dino adalah sosok yang sederhana, jujur, cerdas, dan memegang teguh nilai nilai kebenaran.
Menurut Dino Patti Djalal, Bung Hatta adalah sosok negarawan yang langka di negeri ini. Hal itu dapat terlihat dari langkah Bung Hatta yang lebih memilih mundur daripada melakukan kudeta saat terjadi perbedaan pendapat yang cukup tajam dengan Bung Karno.
Padahal, kata Dino Patti Djalal, Bung Hatta dan Bung Karno dikenal sebagai dwi-tunggal itu sedang berada di puncak kekuasaan.
“Bung Hatta hanya berkata kepada Bung Karno bahwa siapa dari kita yang akan dibenarkan oleh sejarah,” jelas Dino Patti Djalal.
Dino Patti Djalal juga mengungkapkan jika Bung Hatta merupakan sosok yang sangat sederhana, dimana di hari tuanya sampai wafat, hidup dalam keadaan yang sangat sederhana.
“Kejujuran, kecemerlangan, kebenaran dan kesederhanaan adalah sifat-sifat yang harus ditiru generasi muda sekarang dari sosok Bung Hatta,” pungkas Dino Patti Djalal.@endang
0 comments:
Post a Comment