LENSAINDONESIA.COM: Setelah melakukan berbagai upaya persiapan penutupan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, menyatakan siap menutup lokalisasi Dolly dan Jarak sebelum bulan puasa Ramadan tahun ini.
Penegasan itu disampaikan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini di acara sosialisasi penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak yang digelar di Gedung Bharawira Polrestabes Surabaya, Kamis (27/2). Tentu, masyarakat Surabaya yang selama ini kontra terhadap keberadaan Dolly merasa lega. Pasalnya, Dolly yang puluhan tahun seolah jadi “kebanggaan” –karena dipertahankan–, bahkan populer dengan sebutan “wisata pelacur” memang tidak mudah ditutup.
Baca juga: Remaja 17 tahun nekat curi motor demi agenda rutin pesta di Dolly dan Sales keramik bunuh diri tenggak racun tikus usai tikam perut istri
Kegiatan sosialisasi itu dihadiri jajaran pimpinan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Surabaya, jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkot Surabaya, PWNU Jatim, serta warga yang tinggal di sekitar lokalisasi Dolly dan Jarak.
“Kita punya target sebelum puasa. Maka, kita adakan sosialisasi seperti ini. Kita sudah persiapkan semuanya,” tegas Walikota Risma seusai acara sosialisasi.
Walikota menegaskan, Pemkot siap bertanggungjawab kepada warga di sekitar lokalisasi yang terimbas penutupan. Pemkot memberikan bantuan modal, termasuk bantuan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
“Saya tidak akan lari dari tanggungjawab. Panjenengan (Anda) adalah bagian pertanggungjawaban saya di hadapan Tuhan. Kita Insya’Allah tidak biarkan panjenengan. Kita akan sediakan fasilitas kredit kepada yang membutuhkan, kalau perlu tanpa jaminan,” tegas Walikota.
Walikota mengatakan, paska penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak, Pemkot berencana menjadikan kawasan lokalisasi itu sebagai sentra Pedagang Kaki Lima (PKL) dan juga sentra usaha.
Walikota lantas mencontohkan bagaimana sukses warga Dupak setelah penutupan lokalisasi Dupak Bangunsari. Untuk menyulap kawasan di sana menjadi lebih hidup, Pemkot telah menginvestasikan anggaran sebesar Rp30 miliar. Begitu juga untuk di Sememi.
Sekarang, kawasan bekas lokalisasi tersebut telah berubah menjadi daerah sentra industri dan juga dibangun pasar dan taman. Bahkan, produk seperti keset, kini bisa diekspor ke Singapura.
“Saya yakin panjenengan juga bisa. Sesuai perencanaan kota, kawasan panjenengan itu strategis dan bisa jadi sentra usaha. Memang tidak ada yang mudah. Tetapi mumpung ada peluang, mari kita diambil. Asal kita ikhlas dan tulus, Tuhan akan membukakan jalan,” jelas walikota. @iwan_christiono
0 comments:
Post a Comment