LENSAINDONESIA.COM: Ribuan guru honorer protes di depan Istana. Ada yang teriak-teriak, pakai microfon, mulut telanjang. Di sana-sini menghujat, memaki, berorasi.
Suasana di balik pagar besi Istana setinggi lebih dua meter seakan bergeming. Senyap. Hanya petugas Paspampres berdiri sikap di Pos pintu dalam pagar Istana.
Baca juga: Ahok ketagihan naik bus Trans Jakarta
Walau begitu, setidaknya para guru yang teriak-teriak, berorasi, meneriakan yel-yel, maupun yang menghujat dan mengumpat pada Selasa hari bermasalah, mungkin puas. Setidaknya, para guru beranggapan kedatangannya di depan Istana sudah diketahui Presiden Susilo Bamng Yudhoyono.
Juru Bicara Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Herman Suryatman minta, jangan ada yang anarkis, jangan resah tak lulus tes “Kami siapkan mekanisme mengantisipasi mereka yang tak lulus tes,” kata Suryatman.
Rencananya, ribuan honorer kategori II bakal gelar demo lagi, menuntut, pemerintah tetap mengangkat para honorer jadi PNS. Honorer kategori II itu honorer sudah bekerja sedikitnya setahun sejak 31 Desember 2014. Usia antara 19 hingga 46 tahun pada 1 Januari 2006.
Honorer K-II tak perlu khawatir lagi, karena tetap bisa kerja sesuai mekanisme; Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), yang mekanisme diatur dalam Undang-undang Aparatur Sipil Negara.
Menurutnya, honorer yang tidak lulus tak diangkat jadi P3K. “Harus sabar hingga Peraturan Pemerintah turunan UU ASN diterbitkan.” Kini, draft PP digodok kementerian bersama akademisi. PP diterbitkan paling lama Agustus mendatang.
Suryatman menagatakn, selama menunggu PP, Menpan Azwar Abu Bakar sudah mengimbau seluruh kepala daerah agar tetap memperkerjakan tenaga honorer kategori II. Pemda diminta tetap memperkerjakan sesuai bidang yang dikuasai. @faizal_fanani
0 comments:
Post a Comment