LENSAINDONESIA.COM: Alotnya penyelesaian konflik internal partai hingga saat ini dikarenakan masih kuatnya ego kedua belah pihak. Alhasil, hingga saat ini belum memperlihatkan tanda-tanda islah bagi kedua kubu, baik pihak Agung Laksono maupun Aburizal Bakrie.
Apalagi, Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat sudah mengembalikan masalah dualisme kepengurusan Partai Beringin ini ke Mahkamah Partai melalui putusan sela.
Baca juga: PN Jakpus nyatakan tak berwenang adili gugatan Agung Laksono dkk dan Pengamat: Politisi Golkar Jakarta cerdas, PPP harus bercermin
Politikus senior Partai Golkar, Priyo Budi Santoso mengatakan, saat ini bola ada di tangan dua kubu untuk menerima secara lapang dada proses yang akan dijalankan di internal partai. Jika hal itu masih mandek, maka dikhawatirkan dualisme akan berakibat buruk bagi Golkar sendiri.
Priyo yang juga Wakil Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol itu pun menawarkan jalan damai berharga murah atas penyelesaian internal partai, yakni salah satu dari Ketua Umum, baik Munas Bali maupun Ancol sama-sama menurunkan egonya untuk mengalah.
“Islah dengan harga murah tapi tetap solid jikalau keduanya mau menyatu, jikalau satu dari Bapak Ketum yang ada berkenan mengalah salah satunya, kemudian langsung deh kita bangun Golkar,” ujar Priyo saat berada di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (3/2/2015).
Namun, apabila opsi saling mengalah masih sulit dicapai, lanjut Priyo, Golkar harus mendengarkan saran dari Akbar Tandjung dan Hajriyanto Y Thohari yang meminta adanya Munas Rekonsiliasi. “Jangan ragu melakukan Munas bersama karena adalah jalan murah untuk menjaga soliditas Golkar, itu yang paling memungkinkan,” jelasnya. @yuanto
0 comments:
Post a Comment