LENSAINDONESIA.COM: Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Ade Supandi melepas KRI Usman Harun-359 dan KRI Frans Kaisiepo-368 dalam rangka search and rescue (SAR) kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya, Minggu (04/12).
Turut hadir mendampingi Kasal dalam pelepasan tersebut, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Arie Henricus Sembiring Meliala, Kasarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, sertapara Asisten Pangarmatim dan Kasatker Koarmatim.
Baca juga: Pengamat internasional: Pelanggaran izin AirAsia sangat tidak biasa dan Pesawat AirAsia celaka, DPRD Surabaya soroti Otoritas Bandara Juanda
Kedua kapal perang yang masuk dalam jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmatim (Satkorarmatim) tersebut menambah jumlah kapal perang dari Koarmatim yang berada di area SAR. Sebelumnya Koarmatim memberangkatkan tiga KRI yaitu KRI Bung Tomo-357, KRI Yos Sudarso-353 dan KRI Pulau Rengat-711 pada tanggal 29 Desember 2014.
Sedangkan KRI Sultan Hasanuddin-366dan KRI Sungai Gerong-906 diberangkatkan dari daerah operasinya.
Sampai saat ini jumlah KRI Koarmatim yang melaksanakan misi SAR pesawat AirAsia QZ8501 berjumlah tujuh KRI, sehingga total TNI Angkatan Laut mengirimkan KRI sejumlah 15 KRI baik dari Koarmatim, Koarmabar maupun dari Kolinlamil.
KRI Usman Harun-359 berjenis MultiRole Light Frigate (MRLF) tersebut saat ini dikomandani KolonelLaut (P) Didong Rio Duta P, S.T, M.A.P. Kapal perang ini merupakan kapal patroli lepas pantai tipe F2000 Corvette. Selain persenjataan yang canggih kapal perang ini dilengkapi sensor dan alat deteksi yang sangat tajam. Alat deteksi tersebut di antaranya Radar Navigasi, Radar Surveillance untuk mendukung pengamatan udara serta Radar Tracker Senjata.
Kelengkapan system sensor senjata juga dilengkapi dengan EOTs (Electro Optical TrackerSystem) untuk pengendalian meriam kapal dan pengamatan secara visual oleh camera video yang ada.
Selain itu KRI Usman Harun-359 juga dilengkapi sensor bawah air yang memiliki tingkat akurasi yang baik dalam mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air yaitu sonar,dan sensor bawah air inilah yang diharapkan mampu diandalkan dalam misi SAR tersebut.
KRI Frans Kaisiepo-367 merupakan kapal Korvet kelas SIGMA milik TNI Angkatan Laut. KRI ini mempunyai persenjataan untuk peperangan anti-kapal permukaan, anti-kapal selam dan anti-pesawat udara. Selain persenjataan dan radar, baik radar navigasi maupun radar pengedali persenjataan, KRI Frans Kaisiepo juga dilengkap Sonar Thales Kingklip frekuensi menengah aktif/pasif ASW hull mounted sonar, yaitu sensor bawah air yang memiliki tingkat akurasi yang baik dalam mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air.
Kasal dalam wawancara dengan wartawan mengatakan, bahwa KRI Usman Harun-359 dan KRI Frans Kaisiepo-368 diberangkatkan juga untuk mengganti beberapa KRI yang akan ditarik ke pangkalan diantaranya KRI Bung Tomo-357.
Lebih lanjut Kasal mengatakan, bahwa prioritas TNI AL adalah menyelamatkan, menemukan dan recovery korban secepat mungkin. “Untuk proses recovery, TNI AL mempunyai Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) yang memiliki kemampuan untuk mengangkat bangkai kapal atau pesawat yang karam di dasar laut,” kata Kasal.
Hingga saat ini kapal perang Koarmatim telah berhasil menemukan dan mengevakuasi beberapa jenazah dan serpihan badan pesawat. Rincian, KRI Bung Tomo-357 menemukan 5 jenazah, Emergency Exit, koper biru, tabung oksigen, pecahan bagasi kabin, makanan dan tumpahan minyak.
KRI Yos Sudarso-353 menemukan 4 jenazah dan KRI Sultan Hasanuddin-366 menemukan satu jenazah. @sita
Autentikasi
Kadispenarmatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman
0 comments:
Post a Comment