LENSAINDONESIA.COM: Peserta Konvensi Capres Partai Demokrat, Dino Patti Djalal dinilai bisa berfungsi sebagai jembatan yang mampu menyampaikan pesan wajah ramah Islam kultural di Indonesia dengan dunia barat.
Pengalaman dan kedekatan Dino dengan dunia barat karena sebelumnya menjabat Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat diharapkan bisa manfaatkan untuk meluruskan persepsi yang keliru terhadap wajah Islam Indonesia.
Baca juga: Dikritik suka bandingkan pesantren dan Amerika, akhirnya Dino bicara dan Dino ingin kembalikan sikap apatis dan sinisme masyarakat
Yuliandre mengapresiasi langkah Dino yang blusukan ke pesantren-pesantren. Menurut Yuliandre, langkah itu menunjukkan meski Dino seorang intelektual yang berpendidikan barat namun ternyata pemikirannya sangat humanis untuk konsep ketimuran.
Langkah Dino yang blusukan ke pesantren, lanjutnya, menunjukkan proses demokrasi Indonesia tengah menuju kematangan hierarki dalam pencapaian pesan terhadap masyarakat.
Demikian dikatakan Pengamat Komunikasi Massa, Yuliandre Darwis dari Universitas Andalas, yang juga Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta, Senin (24/02/2014).
”Hal ini dapat dilihat dari berbagai calon pemimpin bangsa yang melakukan komunikasi kepada rakyat secara langsung atau dikenal dengan istilah people to
people. Tidak lagi memakai media-media konvensional,” jelas Dino.
Seperti diketahui, Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Indra J Piliang mengkritik Dino Patti Djalal yang mengatakan pondok pesantren di Indonesia lebih bagus dibandingkan sekolah di Amerika Serikat.
Sikap itu menurut dia menunjukkan “trademark” Dino masih Amerika sentris yaitu selalu mengaitkan berbagai hal di Indonesia dengan Amerika. @endang
0 comments:
Post a Comment