LENSAINDONESIA.COM: Wisatawan asing maupun lokal, yang datang menyaksikan ajang Bali Aero Sport Festival (BASF) 2014, sangat antusias hingga banyak diantara mereka yang berdecak kagum dengan atraksi para motor, strike, terjun payung free fall, gantolle, aeromodeling, yang ditunjukan para peserta. Dengan adanya gelaran BASF tersebut, setidaknya dapat lebih memperkanalkan objek wisata di wilayah Bali dan sekitarnya.
Dari sekian atraksi yang ada di gelaran tersebut, atraksi terjun free fall merupakan atraksi paling menantang, yang ditunjukkan oleh 17 peserta gabungan dari FASI (Federasi Aero Sport Indonesia), Paskhas maupun Kowad Kopassus.
Baca juga: Paralayang & Paramotor resmi jadi kejuaraan tingkat international dan Petinju nasional jangan pernah merasa tertinggal
Menurut salah satu penerjun free fall Kopasus Serda (K) Dessy Alfionita, terjun free fall memang merupakan salah satu olahraga yang sangat menantang, dan saat terjun free fall, kita harus bisa membaca situasi dan kondisi cuaca. Secara kebetulan angin di Bali saat ini kencang sekali, sehingga kita harus dapat mengendalikan payungnya.
“Saya pas terjun dari ketinggian 8000 kaki, dengan angin yang sangat kencang sekali di Bali, nyali kita di sini benar-benar di uji, kita harus bisa mengendalikan payung tersebut agar bisa sampai ke landasan dengan selamat,” kata Dessy, di ajang BASF 2014, di Legian Kuta Bali, Minggu (23/02/14).
Dessy menambahkan, di Kowad Kopassus untuk melakukan terjun free fall ini harus dibutuhkan nyali yang besar, ditambah dengan latihan yang terus menerus demi mendapatkan prestasi yang menggembirakan.
“Saya, latihan terjun free fall hanya kalau pas lagi ada kegiatan, termasuk saat untuk melakukan atraksi dan saya sendiri, sebenarnya belum pernah ikut lomba terjun payung,” pungkasnya. @winarko
0 comments:
Post a Comment