LENSAINDONESIA.COM: Kandidat Capres Partai Demokrat, Dino Patti Djalal akhirnya, buka suara menangapi kritikan sebagai kandidat Capres sok Amerika centris. Ini lantaran dia membandingkan kekagumannya terhadap pondok pesantren dengan pengalaman selama menjadi Dubes RI di Amerika Serikat.
Bahkan, Dino menggugah tanggapannya di instagramnya, sehingga mendapat reaksi banyak foollower-nya.
Baca juga: Dino ingin kembalikan sikap apatis dan sinisme masyarakat dan Dino Patti Djalal siap kawinkan Amerika Serikat dengan Indonesia
“Banyak yang tanya dan kritik mengapa saya katakan para santri pondok pesantren lebih tangguh dari siswa SMA di Amerika Serikat,” ungkap Dino Patti Djalal di instagramnya, Minggu (23/2/14).
Dia menilai pernyataannya itu sangat berdasar dengan kondisi nyata pesantren yang sempat ia kunjungi. Termasuk kunjungannya di Pondok Pesantren As Salam, Tuban, Jawa Timur, Jumat-Sabtu (14-15 Feb/14).
“Para santri pesantren As Salam sangat disiplin, tidak pernah mengeluh dan semuanya sangat menurut dan taat pada Ustad dan Ustadzah,” papar Dino.
Dia juga mengungkapkan kekaguman terkait disiplin para santri. Juga diakui selama menginap di pesantren itu, ada berbagai hal yang memiliki nilai dalam sebuah pendidikan.
“Setelah belajar pagi, mereka (santri) mandi lalu mulai masuk sekolah pukul 07.00 WIB hingga siang hari, istirahat, sekolah kembali. Setelah itu, para santri ikut kegiatan ekstrakurikuler, makan malam, belajar, dan tidur pukul 22.00 WIB,” katanya.
Ciri khas lain dari pesantren itu, menurut Dino, para santri menyambut dirinya dengan tiga bahasa, yaitu Indonesia, Arab, dan Inggris. Selain itu, dalam diskusi antara dirinya dan para santri, pertanyaan yang dilontarkan sangat tajam dan diungkapkan dalam bahasa Inggris.
Dino juga menyatakan, semua santri di pesantren As Salam hidup bergotong royong, saling membantu dalam proses pembelajaran, dan berpikiran terbuka terhadap dunia luar.
“Walaupun banyak dari keluarga tidak mampu, para santri As Salam sama sekali tidak merasa rendah diri dan menyambut saya dengan penuh percaya diri,” kata Dino.
Seperti diketahui, Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Indra J Piliang mengkritik Dino suka membandingkan dengan Amerika Serikat. Menurut Indra, sikap itu menunjukkan “trademark” Dino masih Amerika sentris.
“Mereka mengatakan terkejut melihat ini dan itu, menandakan sedang alami ‘culture shock’ masuk dalam dunia politik,” kata Indra kepada LICOM di Jakarta, Rabu (19/2). @endang
0 comments:
Post a Comment