LENSAINDONESIA.COM: Kekacauan politik di Ukraina hingga terjadi penggulingan Presiden oleh parlemen merupakan bukti dari perang kekuasaan antara Rusia dan Amerika Serikat.
Saat parlemen Ukraina menggulingkan Presiden Viktor Yanukovych dan disusul pembebasan mantan Perdana Menteri Ukraina Yulia Tymoshenko, Rusia dan Amerika Serikat langsung merespon. Bahkan, respon Rusia dan Amerika Serikat terkesan saling serang.
Baca juga: Wakil Perdana Menteri Rusia bawa 40 pengusaha raksasa ke Indonesia dan Perkosa warga AS, WNI ABK Kapal Pesiar disidang Selasa depan
Gedung Putih menyampaikan sambutan baiknya atas pembebasan mantan perdana menteri Ukraina, Yulia Tymoshenko dari penjara dan mengatakan rakyat Ukraina harus menentukan masa depan mereka sendiri.
“Kami berharap beliau mendapatkan perawatan medis terbaik yang dibutuhkannya sejak lama,” demikian pernyataan resmi Gedung Putih.
“Kami menyambut baik keputusan parlemen itu dan menyerukan pembentukan pemerintahan nasional yang terdiri atas para teknokrat,” lanjut Gedung Putih.
Sementara itu, Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev meragukan legitimasi pemerintah baru Ukraina. Medvedev mengatakan, mereka yang saat ini berkuasa melakukan pemberontakan bersenjata.
PM Rusia mengatakan hal itu setelah menteri dalam negeri Ukraina mengatakan telah mengeluarkan surat penahanan untuk Presiden Viktor Yanukovych yang digulingkan.
Rusia yang marah karena kehilangan sekutu politiknya itu telah memanggil pulang duta besarnya di Ukraina untuk konsultasi.
“Legitimasi semua perangkat kekuasaan di sana sangat diragukan. Sebagian mitra asing Barat berpikir sebaliknya. Ini adalah penyimpangan persepsi terkait legitimasi yang sebenarnya berasal dari pengkhianatan bersenjata,” tambahnya.
Dalam perang perebutan kekuasaan di tanah Ukraina antara Rusia dan Amerika Serikat ini tentu bisa ditebak siapa pemenangnya.
Presiden sementara pilihan parlemen Ukraina saat ini adalah Oleksandr Turchynov. Dia merupakan tangan kanan dari mantan Perdana Menteri Ukraina Yulia Tymoshenko, pemimpin yang direstui oleh Amerika Serikat.
Seperti diketahui, krisis di Ukraina berawal pada November 2013. Semua bermula dari keputusan Yanukovych yang membatalkan kesepakatan dagang dengan Uni Eropa dan memilih menerima dana talangan 15 miliar dollar AS dari Rusia. Spontan, aksi massa menggelombang di Ukraina dengan basis utama di Alun-alun Maidan atau Independence Square.@licom/bbc
0 comments:
Post a Comment