LENSAINDONESIA.COM: Jelang Pileg 9 April mendatang, Kapolda Jateng menggolongkan tiga Tempat Pemungutan Suara (TPS) potensi rawan konflik. Dari total jumlah 77.000 TPS, 75.000 tergolong aman. Sisanya, masuk rawan satu dan dua.
Sebagai langkah antisipasi, Polda Jateng akan menambah petugas jaga, yang melibatkan jajaran Linmas setempat. Karena jumlah personil kepolisian tebatas.
Baca juga: Polda Jateng gelar simulasi pengamanan Pemilu 2014 dan Dua pelaku Curas Toko Emas di Kendal, sudah tertangkap
Irjen Pol Dwi Priyatno, Kapolda Jateng, Senin (24/2) menyatakan tingkat kerawanan terjadi karena adanya gesekan antara pemilih, tim sukses ataupun tim pendukung di TPS karena faktor geografis yang sulit dijangkau petugas Kamtibnas.
“Biasanya terjadi di daerah terpelosok dan lokasi yang sulit diakses. Sehingga dibutuhkankan penambahan jumlah personil, kami dibantu petugas Linmas setempat,“ lanjutnya.
Untuk TPS yang masuk kategori rawan satu dan dua, tidak cukup dijaga dua petugas Linmas saja, tapi ada penambahan personil dari kepolisian. “Agar betul-betul memberikan rasa aman, lancar dan tertib bagi warga dalam memilih wakilnya yang terbaik” ujarnya
Karena itu, persiapan pengamanan Kamtibnas Pemilu 2014 terus diupayakan. Mulai dari kesiapan personil, peralatan, Gakkumndu, Sispamkot dan sistem informasi pengamanan terpadu.
“Kita mengecek seluruh Polresta. Hari ini mulai dari Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Boyolali dan seterusnya,” ucap Irjen Dwi.
Kapolda juga menjamin, anggotanya tetap netral dalam berpolitik. Baik terhadap family, partai politik dan para Caleg. “Saya jamin Polri tidak mengintervensi pemilih saat di TPS,” pungkas dia.@nur_sholikin
0 comments:
Post a Comment