Saturday, February 1, 2014

Yingluck Shinawatra gelar Pemilu di tengah protes

Yingluck Shinawatra gelar Pemilu di tengah protes




LENSAINDONESIA.COM: Meski mendapat aksi protes dari para oposisinya, Perdana Menteri (PM) Thailand, Yingluck Shinawatra tetap ngotot menggelar Pemilu, Minggu (02/02/2014).


Yingluck Shinawatra sudah memberikan suaranya pagi hari di Bangkok begitu Tempat Pemungutan Suara (TPS) dibuka. “Ini hari yang penting. Saya mengundang seluruh rakyat Thai untuk keluar rumah dan memberikan suara untuk menegakkan demokrasi,” kata Yingluck Shinawatra setelah memberikan suaranya.


Baca juga: TPS diblokir demonstran, Pemilu Thailand terancam gagal dan Keadaan Bangkok darurat, Amerika Serikat minta semua menahan diri


Di sisi lain, kubu oposisi terus melancarkan aksi protes dan memboikot Pemilu. Kelompok anti-pemerintah Yingluck Shinawatra melakukan berbagai aksi untuk mengganggu jalannya Pemilu di Thailand dan melanjutkan upaya mereka memaksa Yingluck Shinawatra mundur dari jabatannya.


Pemilu awal ini adalah upaya Yingluck Shinawatra untuk meredakan protes yang bertubi-tubi menghantam pemerintahannya sejak November lalu.


Sementara kubu lawan turun ke jalan-jalan sebagai bentuk penentangan karena pemerintahnya memulai proses turunnya UU Amnesti yang bisa memulangkan kakaknya, miliader yang juga mantan PM Thaksin Shinawatra kembali dari pengasingan.


Thaksin Shinawatra kabur dari Thailand tahun 2008 di tengah rangkaian persidangan yang mengadili perkara tudingan korupsi terhadap dirinya dan kroninya.


Menurut kubu oposisi, Thaksin Shinawatra yang sebenarnya mengendalikan pemerintahan negeri Gajah Putih itu dari kejauhan.

Akibat panasnya suhu politik, pasukan pengamanan berjaga ketat di seluruh penjuru Thailand. Sementara sebagian besar wilayah negara itu berada di bawah UU Darurat akibat maraknya aksi protes.


Menurut pejabat keamanan Thailand, sekitar 130.000 personel dikirim ke seluruh penjuru negeri termasuk 12.000 yang disiagakan di Bangkok.


BBC melansir, para demonstran menghalangi jalan calon pemberi suara ke lokasi TPS serta memblokade kiriman surat suara ke TPS-TPS setempat.


“Ini terlalu berlebihan. Saya ingin memberikan suara,” kata Yupin Pintong, seorang warga setempat mengomentari sikap kelompok oposisi.


Ia kesal langkahnya ke TPS dihalang-halangi. “Saya tak peduli kalau rusuh. Saya akan sangat kesal kalau sampai gagal memberikan suara,” tegasnya.@licom/bbc


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment